Selasa, 14 Februari 2012

sejarah valentine

Biasanya bulan februari sangat dinanti oleh kalangan remaja bahkan yang sudah berumah tangga sekalipun. Ada apa?
Suasana sudah kelihatan ketika awal memasuki bulan Februari. Media massa, mal-mal, hotel, pusat hiburan berlomba menarik perhatian remaja dengan menggelar pesta perayaan yang tak jarang berlangsung hingga larut malam bahkan hingga dini hari.
Hari itu adalah tanggal 14 Februari yang biasa disebut dengan Valentine’s Day, hari kasih sayang. Banyak cara mereka lakukan untuk menumpahkan kebahagiaan pada hari  yang mereka  sebut kasih sayang dari sekedar memberikan kartu ucapan hingga pesta seks, bertukar pasangan dan lebih mengerikan lagi barter antar suami dan istri atau barter pacar. Naudzubillahi min dzalik.
Perayaan valentine’s day sebelum diadopsi oleh Kristen Katolik merupakan upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Menurut The World Book Encyclopedia vol 20 (1993), dua hari pertama dipersembahkan untuk dewi cinta Juno Februata. Pada hari tersebut para pemuda mengundi nama-nama gadis didalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang  dan obyek hiburan.
Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma seperti disebutkan dalam The Encyclopedia Britannica vol 12 sub judul Cristianity, mereka mengadopsi acara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Diantara pendukungnya adalah Kaisar Constantine dan Paus Gregory I. Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada tahun 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno tersebut menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine’s yang kebetulan mati pada tanggal 14 Februari.
Ada dua versi tentang siapa St. Valentine itu. Versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan tuhannya adalah Isa al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Sedangkan  versi kedua, menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan daripada orang yang menikah, namun diam-diam St. Valentine melanggarnya sehingga ia di tangkap dan di hukum gantung pada 14 Februari 269.

Apa itu VALENTINE DAY?

Silakan baca sampai habis…..
Yang saya tau, sesungguhnya belum ada kesepakatan final di antara para sejarawan tentang apa yang sebenarnya terjadi yang kemudian diperingati sebagai hari Valentine. Dalam buku ‘Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Hallowen: So What?” (Rizki Ridyasmara, Pusaka Alkautsar, 2005), sejarah Valentine Day dikupas secara detil. Inilah salinannya:
Ada banyak versi tentang asal dari perayaan Hari Valentine ini. Yang paling populer memang kisah dari Santo Valentinus yang diyakini hidup pada masa Kaisar Claudius II yang kemudian menemui ajal pada tanggal 14 Februari 269 M. Namun ini pun ada beberapa versi. Yang jelas dan tidak memiliki silang pendapat adalah kalau kita menelisik lebih jauh lagi ke dalam tradisi paganisme (dewa-dewi) Romawi Kuno, sesuatu yang dipenuhi dengan legenda, mitos, dan penyembahan berhala.
Menurut pandangan tradisi Roma Kuno, pertengahan bulan Februari memang sudah dikenal sebagai periode cinta dan kesuburan. Dalam tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari disebut sebagai bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.
Di Roma kuno, 15 Februari dikenal sebagai hari raya Lupercalia, yang merujuk kepada nama salah satu dewa bernama Lupercus, sang dewa kesuburan. Dewa ini digambarkan sebagai laki-laki yang setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing.
Di zaman Roma Kuno, para pendeta tiap tanggal 15 Februari akan melakukan ritual penyembahan kepada Dewa Lupercus dengan mempersembahkan korban berupa kambing kepada sang dewa.
Setelah itu mereka minum anggur dan akan lari-lari di jalan-jalan dalam kota Roma sambil membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Para perempuan muda akan berebut untuk disentuh kulit kambing itu karena mereka percaya bahwa sentuhan kulit kambing tersebut akan bisa mendatangkan kesuburan bagi mereka. Sesuatu yang sangat dibanggakan di Roma kala itu.
Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno yang berlangsung antara tanggal 13-18 Februari, di mana pada tanggal 15 Februari mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13-14 Februari), dipersembahkan untuk dewi cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata.
Pada hari ini, para pemuda berkumpul dan mengundi nama-nama gadis di dalam sebuah kotak. Lalu setiap pemuda dipersilakan mengambil nama secara acak. Gadis yang namanya ke luar harus menjadi kekasihnya selama setahun penuh untuk bersenang-senang dan menjadi obyek hiburan sang pemuda yang memilihnya.
Keesokan harinya, 15 Februari, mereka ke kuil untuk meminta perlindungan Dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, para lelaki muda melecut gadis-gadis dengan kulit binatang. Para perempuann itu berebutan untuk bisa mendapat lecutan karena menganggap bahwa kian banyak mendapat lecutan maka mereka akan bertambah cantik dan subur.
Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara paganisme (berhala) ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani. Antara lain mereka mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I.
Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Santo Valentine yang kebetulan meninggal pada tanggal 14 Februari.
Tentang siapa sesungguhnya Santo Valentinus sendiri, seperti telah disinggung di muka, para sejarawan masih berbeda pendapat. Saat ini sekurangnya ada tiga nama Valentine yang meninggal pada 14 Februari. Seorang di antaranya dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa Romawi. Namun ini pun tidak pernah ada penjelasan yang detil siapa sesungguhnya “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.
Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II yang memerintahkan Kerajaan Roma berang dan memerintahkan agar menangkap dan memenjarakan Santo Valentine karena ia dengan berani menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih, sembari menolak menyembah tuhan-tuhannya orang Romawi. Orang-orang yang bersimpati pada Santo Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.
Versi kedua menceritakan, Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat di dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Sebab itu kaisar lalu melarang para pemuda yang menjadi tentara untuk menikah. Tindakan kaisar ini diam-diam mendapat tentangan dari Santo Valentine dan ia secara diam-diam pula menikahkan banyak pemuda hingga ia ketahuan dan ditangkap. Kaisar Cladius memutuskan hukuman gantung bagi Santo Valentine. Eksekusi dilakukan pada tanggal 14 Februari 269 M.
TRADISI KIRIM KARTU
Selain itu, tradisi mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan Santo Valentine. Pada tahun 1415 M, ketika Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St. Valentine tanggal 14 Februari, ia mengirim puisi kepada isterinya di Perancis.
Oleh Geoffrey Chaucer, penyair Inggris, peristiwa itu dikaitkannya dengan musim kawin burung-burung dalam puisinya.
Lantas, bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” yang sampai sekarang masih saja terdapat di banyak kartu ucapan atau dinyatakan langsung oleh pasangannya masing-masing? Ken Sweiger mengatakan kata “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang mempunyai persamaan dengan arti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini sebenarnya pada zaman Romawi Kuno ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi.
Disadari atau tidak, demikian Sweiger, jika seseorang meminta orang lain atau pasangannya menjadi “To be my Valentine?”, maka dengan hal itu sesungguhnya kita telah terang-terangan melakukan suatu perbuatan yang dimurkai Tuhan, istilah Sweiger, karena meminta seseorang menjadi “Sang Maha Kuasa” dan hal itu sama saja dengan upaya menghidupkan kembali budaya pemujaan kepada berhala.
Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi atau lelaki rupawan setengah telanjang yang bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia begitu rupawan sehingga diburu banyak perempuan bahkan dikisahkan bahwa ibu kandungnya sendiri pun tertarik sehingga melakukan incest dengan anak kandungnya itu!
Silang sengketa siapa sesungguhnya Santo Valentine sendiri juga terjadi di dalam Gereja Katolik sendiri. Menurut gereja Katolik seperti yang ditulis dalam The Catholic Encyclopedia (1908), nama Santo Valentinus paling tidak merujuk pada tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda, yakni: seorang pastur di Roma, seorang uskup Interamna (modern Terni), dan seorang martir di provinsi Romawi Afrika. Koneksi antara ketiga martir ini dengan Hari Valentine juga tidak jelas.
Bahkan Paus Gelasius II, pada tahun 496 menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui secara pasti mengenai martir-martir ini, walau demikian Gelasius II tetap menyatakan tanggal 14 Februari tiap tahun sebagai hari raya peringatan Santo Valentinus.
Ada yang mengatakan, Paus Gelasius II sengaja menetapkan hal ini untuk menandingi hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.
Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus di Via Tibertinus dekat Roma, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Jenazah itu kemudian ditaruh dalam sebuah peti emas dan dikirim ke Gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada 1836.
Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari Valentine, di mana peti emas diarak dalam sebuah prosesi khusyuk dan dibawa ke sebuah altar tinggi di dalam gereja. Pada hari itu, sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta. Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 dengan alasan sebagai bagian dari sebuah usaha gereja yang lebih luas untuk menghapus santo dan santa yang asal-muasalnya tidak bisa dipertanggungjawabkan karena hanya berdasarkan mitos atau legenda. Namun walau demikian, misa ini sampai sekarang masih dirayakan oleh kelompok-kelompok gereja tertentu.
Jelas sudah, Hari Valentine sesungguhnya berasal dari mitos dan legenda zaman Romawi Kuno di mana masih berlaku kepercayaan paganisme (penyembahan berhala). Gereja Katolik sendiri tidak bisa menyepakati siapa sesungguhnya Santo Valentine yang dianggap menjadi martir pada tanggal 14 Februari. Walau demikian, perayaan ini pernah diperingati secara resmi Gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia dan dilarang secara resmi pada tahun 1969. Beberapa kelompok gereja Katolik masih menyelenggarakan peringatan ini tiap tahunnya.
KEPENTINGAN BISNIS
Kalau pun Hari Valentine masih dihidup-hidupkan hingga sekarang, bahkan ada kesan kian meriah, itu tidak lain dari upaya para pengusaha yang bergerak di bidang pencetakan kartu ucapan, pengusaha hotel, pengusaha bunga, pengusaha penyelenggara acara, dan sejumlah pengusaha lain yang telah meraup keuntungan sangat besar dari event itu.
Mereka sengaja, lewat kekuatan promosi dan marketingnya, meniup-niupkan Hari Valentine Day sebagai hari khusus yang sangat spesial bagi orang yang dikasihi, agar dagangan mereka laku dan mereka mendapat laba yang amat sangat besar. Inilah apa yang sering disebut oleh para sosiolog sebagai industrialisasi agama, di mana perayaan agama oleh kapitalis dibelokkan menjadi perayaan bisnis.
PESTA KEMAKSIATAN
Christendom adalah sebutan lain untuk tanah-tanah atau negeri-negeri Kristen di Barat. Awalnya hanya merujuk pada daratan Kristen Eropa seperti Inggris, Perancis, Belanda, Jerman, dan sebagainya, namun dewasa ini juga merambah ke daratan Amerika.
Orang biasanya mengira perayaan Hari Valentine berasal dari Amerika. Namun sejarah menyatakan bahwa perayaan Hari Valentine sesungguhnya berasal dari Inggris. Di abad ke-19, Kerajaan Inggris masih menjajah wilayah Amerika Utara. Kebudayaan Kerajaan inggris ini kemudian diimpor oleh daerah koloninya di Amerika Utara.
Di Amerika, kartu Valentine pertama yang diproduksi secara massal dicetak setelah tahun 1847 oleh Esther A. Howland (1828 – 1904) dari Worcester, Massachusetts. Ayahnya memiliki sebuah toko buku dan toko peralatan kantor yang besar. Mr. Howland mendapat ilham untuk memproduksi kartu di Amerika dari sebuah kartu Valentine Inggris yang ia terima. Upayanya ini kemudian diikuti oleh pengusaha-pengusaha lainnya hingga kini.
Sejak tahun 2001, The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) tiap tahun mengeluarkan penghargaan “Esther Howland Award for a Greeting Card Visionary” kepada perusahaan pencetak kartu terbaik.
Sejak Howland memproduksi kartu ucapan Happy Valentine di Amerika, produksi kartu dibuat secara massal di selutuh dunia. The Greeting Card Association memperkirakan bahwa di seluruh dunia, sekitar satu milyar kartu Valentine dikirimkan per tahun. Ini adalah hari raya terbesar kedua setelah Natal dan Tahun Baru (Merry Christmast and The Happy New Year), di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama juga memperkirakan bahwa para perempuanlah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.
Mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu di Amerika mengalami diversifikasi. Kartu ucapan yang tadinya memegang titik sentral, sekarang hanya sebagai pengiring dari hadiah yang lebih besar. Hal ini sering dilakukan pria kepada perempuan. Hadiah-hadiahnya bisa berupa bunga mawar dan coklat. Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan kepada perempuan pilihan.
Di Amerika Serikat dan beberapa negara Barat, sebuah kencan pada hari Valentine sering ditafsirkan sebagai permulaan dari suatu hubungan yang serius. Ini membuat perayaan Valentine di sana lebih bersifat ‘dating’ yang sering di akhiri dengan tidur bareng (perzinaan) ketimbang pengungkapan rasa kasih sayang dari anak ke orangtua, ke guru, dan sebagainya yang tulus dan tidak disertai kontak fisik. Inilah sesungguhnya esensi dari Valentine Day.
Perayaan Valentine Day di negara-negara Barat umumnya dipersepsikan sebagai hari di mana pasangan-pasangan kencan boleh melakukan apa saja, sesuatu yang lumrah di negara-negara Barat, sepanjang malam itu. Malah di berbagai hotel diselenggarakan aneka lomba dan acara yang berakhir di masing-masing kamar yang diisi sepasang manusia berlainan jenis. Ini yang dianggap wajar, belum lagi party-party yang lebih bersifat tertutup dan menjijikan.
IKUT MENGAKUI YESUS SEBAGAI TUHAN
Tiap tahun menjelang bulan Februari, banyak remaja Indonesia yang notabene mengaku beragama Islam ikut-ikutan sibuk mempersiapkan perayaan Valentine. Walau sudah banyak di antaranya yang mendengar bahwa Valentine Day adalah salah satu hari raya umat Kristiani yang mengandung nilai-nilai akidah Kristen, namun hal ini tidak terlalu dipusingkan mereka. “Ah, aku kan ngerayaain Valentine buat fun-fun aja…, ” demikian banyak remaja Islam bersikap. Bisakah dibenarkan sikap dan pandangan seperti itu?
Perayaan Hari Valentine memuat sejumlah pengakuan atas klaim dogma dan ideologi Kristiani seperti mengakui “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan lain sebagainya. Merayakan Valentine Day berarti pula secara langsung atau tidak, ikut mengakui kebenaran atas dogma dan ideologi Kristiani tersebut, apa pun alasanya.
Nah, jika ada seorang Muslim yang ikut-ikutan merayakan Hari Valentine, maka diakuinya atau tidak, ia juga ikut-ikutan menerima pandangan yang mengatakan bahwa “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan sebagainya yang di dalam Islam sesungguhnya sudah termasuk dalam perbuatan musyrik, menyekutukan Allah SWT, suatu perbuatan yang tidak akan mendapat ampunan dari Allah SWT. Naudzubillahi min dzalik!
“Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut, ” Demikian bunyi hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah juga berkata, “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, “Selamat hari raya!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah. ”
Allah SWT sendiri di dalam Qur’an surat Al-Maidah ayat 51 melarang umat Islam untuk meniru-niru atau meneladani kaum Yahudi dan Nasrani, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”

Rabu, 01 Februari 2012

Inilah Sejarah Perang Dunia II

Inilah Sejarah Perang Dunia II



Kronologis Perang Dunia II

Perang Dunia II, secara resmi mulai berkecamuk pada tanggal 1 September 1939 sampai tanggal 14 Agustus 1945. Meskipun demikian ada yang berpendapat bahwa perang sebenarnya sudah dimulai lebih awal, yaitu pada tanggal 1 Maret 1937 ketika Jepang menduduki Manchuria.
Sampai saat ini, perang ini adalah perang yang paling dahsyat pernah terjadi di muka bumi. Kurang lebih 50.000.000 (lima puluh juta) orang tewas dalam konflik ini.

Umumnya dapat dikatakan bahwa peperangan dimulai pada saat pendudukan Jerman di Polandia pada tanggal 1 September 1939, dan berakhir pada tanggal 14 atau 15 Agustus 1945 pada saat Jepang menyerah kepada tentara Amerika Serikat.
Perang Dunia II berkecamuk di tiga benua: yaitu Afrika, Asia dan Eropa.

1. Latar Belakang Perang Dunia II
Latar Belakang PD II:
•    Benito Mussolini di Italia mempelopori gerakan fasvio de combatimento, dengan cita-cita membentuk Italia Raya
•    Adolf Hitler, Jerman. Membentuk NAZI
•    Tenno Meiji, Jepang. Fasis Militer.
Jalannya perang:
•    1937, Italia menduduki Abessynia dan Jerman menyerang Polandia, 1 Sept 1939.
•    Desember 1941, Jepang membom Pearl Harbour.
•    UK & Perancis membantu Polandia menghadapi Jerman.
•    AS terlibat menghadapi aliansi Jerman, Italia, Jepang, setelah Pearl Harbour di bom
Akhir Perang:
•    Sekutu mendaratkan pasukan di PAntai Normandia, 6 Juni 1944
•    April 1945, ibukota Jerman yaitu Berlin sudah dikepung oleh Uni Soviet
•    Jerman menyerah pada Sekutu, Mei 1955
•    Tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh AS.
•    14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu
17 Juli-2 Agustus 1945 --> Konfrensi Postdam
       Keputusannya
•    Jerman dibagi jadi Jerman Barat dan Jerman Timur
•    Jerman harus membayar pampasan perang
•    Angkatan perang Jerman dikurangi
•    Partai NAZI dihapus
•    Penjahat perang akan dihukum
8 September 1951--> Perjanjian San Francisco
Keputusannya:
•    Jepang diperintah oleh tentara pendudukan AS
•    Jepang membayar pampasan perang
•    Daerah yang dikuasai Jepang dikembalikan ke pemiliknya
•    Penjahat perang akan dihukum


1. Lahirnya Negara-negara Fasis
Situasi Eropa menjelang PD II tidak jauh berbeda dengan situasi menjelang PD I. Suasana diliputi ketegangan dan keinginan balas dendam, terutama negara-negara yang kalah perang. Mereka dirugikan oleh perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh blok Sekutu. Pada umumnya negara-negara yang terlibat perang mengalami kehancuran ekonomi. Untuk itu mereka berusaha bangkit dengan cara yang diktator dan mengembangkan paham ultranasionalisme. Dari paham ultranasionalisme tersebut lahir negara-negara fasis. Negara-negara fasis yang muncul yaitu Jerman, Italia, dan Jepang.

a. Fasisme di Jerman
Dalam PD I Jerman mengalami kekalahan dan penderitaan yang hebat. Namun, di bawah kepemimpinan Adolf Hittler Jerman mulai bangkit. Melalui Partai Nazi, Adolf Hittler membangun Jerman kembali. Jerman menganut paham Chauvinisme yaitu paham yang menganggap dirinya lebih unggul dari ras lainnya. Selain itu juga menganut totaliterisme yaitu paham yang melaksanakan prinsip bahwa
semua diutus oleh negara. Rakyat tidak memiliki kebebasan.
Berikut ini beberapa tindakan yang dilakukan Hittler untuk mewujudkan kejayaan Jerman.
1) Menolak isi Perjanjian Versailes.
2) Membangun angkatan perang yang kuat.
3) Mengobarkan semangat anti-Yahudi dengan membunuh dan mengusir orang-orang Yahudi.
4) Membangun hubungan kerja sama politik dan militer dengan Jepang dan Italia (Poros Roberto).
5) Membentuk polisi rahasia yang disebut Gestapo.
Seiring dengan perkembangan yang dialaminya, Jerman mulai berani melakukan politik ekspansi kembali. Jerman melaksanakan politik Lebensraum (ruang untuk hidup) yaitu gagasan perluasan wilayah melalui perang. Misalnya dengan menduduki Austria dan Cekoslovakia.

b . Fasisme di Italia
Kalian tentu masih ingat bukan mengapa Italia pindah ke blok Sekutu? Italia adalah salah satu negara pemenang dalam Perang Dunia I. Meskipun menang, Italian merasa kecewa sebab tuntutannya dalam Perjanjian Versailes tidak terpenuhi. Karena kekecewaannya tersebut, Italia mulai bangkit di bawah pimpinan Benito Mussolini . Italia berkembang menjadi negara fasis.
Berikut ini usaha-usaha Benito Mussolini untuk mengembangkan fasisme di Italia.
1) Mengobarkan semangat Italia Irredenta untuk mempersatukan seluruh bangsa Italia.
2) Memperkuat angkatan perang.
3) Menguasai seluruh Laut Tengah sebagai Mare Nostrum atau Laut Kita.
4) Menduduki Ethiopia dan Albania.

c . Fasisme di Jepang
Munculnya fasisme Jepang tidak dapat dipisahkan dari Restorasi Meiji. Berkat Restorasi Meiji, Jepang berkembang menjadi negara industri yang kuat. Majunya industri tersebut membawa Jepang menjadi negara imperialis. Jepang menjadi negara fasis dan menganut Hakko I Chiu. Fasisme di Jepang dipelopori oleh Perdana Menteri Tanaka, masa pemerintahan Kaisar Hirohito dan dikembangkan oleh Perdana Menteri Hideki Tojo. Untuk memperkuat kedudukannya sebagai negara fasis, Kaisar Hirohito melakukan beberapa hal berikut.

1) Mengagungkan semangat bushido.
2) Menyingkirkan tokoh-tokoh politik yang anti militer.
3) Melakukan perluasan wilayah ke negara-negara terdekat seperti Korea, Manchuria, dan Cina.
4) Memodernisasi angkatan perang.
5) Mengenalkan ajaran shinto Hakko I Chiu yaitu dunia sebagai satu keluarga yang dipimpin oleh
Jepang.
Berkembangnya negara-negara fasis seperti Italia, Jerman, dan Jepang membuat situasi politik di kawasan Eropa semakin menghangat, dan diwarnai dengan ketegangan yang mendorong terjadinya Perang Dunia II.
2. Latar Belakang Perang Dunia II
Hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya Perang Dunia II dapat digolongkan menjadi
sebab umum dan sebab khusus.
a. Sebab Umum
Berikut ini sebab-sebab umum terjadinya Perang Dunia II.
1) Pertentangan antara paham liberalisme dan totaliterisme. Liberalisme memberikan kebebasan bagi warga negaranya sedangkan totaliterisme mengekang kebebasan warga negara.
2) Persekutuan mencari kawan.
3) Semangat untuk membalas dendam (revanche idea) karena kekalahan dalam PD I.
4) Perlombaan senjata antarnegara.
5) Pertentangan antarnegara imperialis untuk memperebutkan daerah jajahan.
6) Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa dalam mewujudkan perdamaian dunia.

b . Sebab Khusus ( casus bally bally)
Sebab khusus Perang Dunia II terjadi di dua kawasan yaitu kawasan Eropa dan kawasan Asia Pasifik. Berikut ini sebab-sebab khusus terjadinya Perang Dunia II.

1) Di kawasan Asia Pasifik, penyerbuan Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour tanggal 7 Desember 1941.
2) Di kawasan Eropa, serangan kilat (blitzkrieg) yang dilakukan Jerman atas Polandia pada tanggal 1 September 1939. Alasan penyerangan itu untuk merebut kembali kota Danzig (penduduknya bangsa Jerman). Dalam waktu singkat sebagian besar Polandia dikuasai Jerman.
Uni Soviet yang merasa keamanannya terancam, segera menyerbu Polandia dari arah Timur. Pada tanggal 3 September 1939 Inggris dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman. Dalam perkembangannya melibatkan banyak negara.
3. Jalannya Perang
Negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia II juga tidak jauh berbeda dengan Perang Dunia I. Perang Dunia II dapat dikatakan merupakan ajang balas dendam bagi negara-negara yang kalah dalam PD I. Negara-negara yang terlibat terbagi dalam blok Sentral dan blok Sekutu. Berikut ini negara-negara yang terlibat dalam PD II.
a. Blok Sentral yaitu Jerman, Italia, Jepang, Austria, Rumania, dan Finlandia.
b. Blok Sekutu yaitu Inggris, Prancis, Rusia, RRC, Amerika Serikat, Austria, dan Polandia.
Secara umum PD II dibagi dalam 3 tahapan berikut.
a. Tahapan pertama, blok Sentral melakukan ofensif dengan taktik serangan kilat.
b. Tahapan kedua, merupakan titik balik. Blok Sentral bersifat defensif (bertahan) sedangkan blok Sekutu lebih banyak melakukan serangan.
c. Tahapan ketiga, blok Sekutu mulai mencapai kemenangan.
Untuk memahami jalannya Perang Dunia II, simaklah penjelasan berikut. Lihat tabel 2.1.

Tabel 2.1 Pertempuran dalam Perang Dunia II
Pada awalnya Amerika Serikat bersikap netral. Akan tetapi setelah terjadi peristiwa Pearl Harbour tanggal 7 Desember 1941, AS menyatakan perang kepada Jepang. Sekutu membentuk komando gabungan yang dipimpin Jenderal Dwight Eisenhower. Pada tanggal 6 Juni 1944 terjadi pertempuran antara Sekutu dan Jerman di Normandia. Jerman dapat dipukul mundur. Sementara itu, wilayah Asia Pasifk membentuk pertempuran sendiri. Jepang berhasil menguasai Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Birma. Bahkan pada tanggal 27 Februari 1942 pertahanan Sukutu di Jawa dapat direbut Jepang. Peta kekuatan mengalami perubahan setelah terjadi pertempuran di Laut Karang. Pasukan Sekutu yang dipimpin Jenderal Douglas Mac Arthur dengan Laksamana Chester W. Nimit menyerbu Jepang sampai Pulau Okinawa.
4. Akhir Perang
Pada bulan Mei 1942, suatu serangan terhadap Australia terhenti dalam pertempuran di Laut Koral. Serangan serupa terhadap Hawai terhenti di Midway pada bulan Juni 1942. Pada bulan Agustus 1942 pasukan Amerika Serikat mendarat di Guadalkanal (Kepulauan Solomon) dan bulan Februari 1943 pihak Jepang telah dipukul mundur. Pada bulan Februari 1944 pasukan Amerika Serikat berhasil mengusir Jepang dari Kwayalein, di Kepulauan Marshall, dan Saipan di Kepulauan Mariana. Pada tanggal 6 Agustus 1945 Sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akhirnya Jepang menyerah dan menandatangai perjanjian di atas kapal USS Missouri tanggal 2 September 1945 di Teluk Tokyo.
Blok Sentral pada khirnya harus menyerah kepada Sekutu pada bulan Mei 1945. Berikut ini beberapa faktor penyebab kekalahan Blok Sentral terhadap Sekutu.
a. Blok Sentral tidak ditunjang oleh sumber-sumber kekayaan alam yang mencukupi kebutuhan perang.
b. Jumlah anggota kelompok Sekutu lebih banyak. Masuknya Rusia ke dalam blok Sekutu memperkuat blok tersebut.
c. Sekutu memiliki daerah jajahan yang dapat menunjang kebutuhan perang.
d. Blok Sekutu memiliki keunggulan teknologi persenjataan daripada Blok Sentral.
Berakhirnya Perang Dunia II juga ditandai dengan penandatanganan berbagai macam perjanjian. Berikut ini beberapa perjanjian yang mengakhiri PD II. Lihat tabel 2.2.

Tabel 2.2 Perjanjian-Perjanjian yang Mengakhiri Perang Dunia II

4. Dampak atau Akibat Perang Dunia II
Perang Dunia II memberikan dampak yang luas dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut ini dampak PD II dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan kerohanian. Lihat tabel 2.3.

Tabel 2.3 Dampak Perang Dunia II

Tabel 2.3 Dampak Perang Dunia II
6. Pengaruh Perang Dunia II bagi Indonesia

Terjadinya PD II secara tidak langsung berpengaruh terhadap kehidupan politik dan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1942 Jepang berhasil mengalahkan Belanda, maka posisi Belanda Indonesia diambil alih oleh Jepang. Artinya Indonesia mulai dijajah oleh Jepang. Masa pendudukan Jepang berjalan sekitar 3,5 tahun. Berbagai kebijakan Jepang di Indonesia diarahkan untuk memperkuat kekuatan militer. Selain itu untuk ikut mendukung kemenangannya dalam menghadapi Sekutu. Perang Dunia II juga berpengaruh bagi Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. Setelah Jepang kalah menyerah kepada Sekutu tanggal 14 Agustus 1945, Indonesia dalam keadaan “vacuum of power” (kekosongan kekuasaan). Jepang sudah menyerah berarti tidak mempunyai hak memerintah Indonesia, sementara Sekutu, saat itu belum datang. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan.
tanggal 7 Desember 1941. Gerakan invasi militer Jepang cepat merambah ke kawasan Asia Tenggara. Pada bulan Januari-Februari 1942, Jepang menduduki Filipina, Tarakan (Kalimantan Timur), Balikpapan, Pontianak, dan Samarinda. Pada bulan Februari 1942 Jepang berhasil menguasai Palembang. Untuk menghadapi Jepang, Sekutu membentuk

tes potensi akademik

Silakan isi kotak2 di bawah ini dengan huruf a, b, c, atau d
     1. Mobil - Bensin = Pelari - ....   a. Makanan   b. Sepatu   c. Kaos   d. Lintasan
     2. Dingin - Selimut = Hujan - ....   a. Air   b. Payung   c. Dingin   d. Basah
     3. Semir - Sepatu = Sikat - ....   a. Kuku   b. Rambut   c. Televisi   d. Gigi
     4. Kepala - Pusing = Perut - ....   a. Batuk   b. Pilek   c. Mules   d. Gemuk
     5. Bugil - Pakaian = Gundul - ....   a. Botak   b. Kepala   c. Cukur   d. Rambut
     6. Kayu - Pohon = Emas - ....   a. Tambang   b. Perhiasan   c. Mahal   d. Logam
     7. Saya - Kami = Dia - ....   a. Kamu   b. Mereka   c. Anda   d. Kita
     8. Kumis - Kucing = Belalai - ....   a. Ular   b. Harimau   c. Gajah   d. Hidung
     9. Reguler - Senin = Karyawan - ....   a. Selasa   b. Rabu   c. Minggu   d. Jumat
   10. Busur - Panah = Senapan - ....   a. Peluru   b. Senjata   c. Berbahaya   d. Tembakan
   11. Ayah - Anak = Pohon - ....   a. Daun   b. Tunas   c. Ranting   d. Akar
   12. Es - Dingin = Gula - ....   a. Bubuk   b. Kristal   c. Tebu   d. Manis
   13. Pintar - Belajar = Bodoh - ....   a. Cerdas   b. Rajin   c. Dosen   d. Malas
   14. Terbang - Burung = Jalan - ....   a. Jauh   b. Singa   c. Lebah   d. Kupu-kupu
   15. Mobil - Roda = Rumah - ....   a. Pondasi   b. Tanah   c. Jendela   d. Atap
   16. Bulan - Bumi = Yupiter - ...   a. Venus   b. Orbit   c. Matahari   d. Bulan
   17. Februari - April = Mei - ....   a. Juli   b. Agustus   c. September   d. Oktober
   18. Ekspor - Pergi = Impor - ....   a. Luar   b. Dagang   c. Masuk   d. Asing
   19. Mobil - Bensin = Perahu - ....   a. Laut   b. Angin   c. Ombak   d. Kayu
   20. Mikroskop - Mikroba = Teleskop - ....   a. Bakteri   b. Bioskop   c. Teropong   d. Bintang
   21. Baju - Kancing = Pintu - ....   a. Kayu   b. Besi   c. Kayu   d. Kunci
   22. Jam - Menit = Menit - ...   a. Waktu   b. Jam   c. Detik   d. Hari
   23. Obat - Apotik = Pakaian - ....   a. Butik   b. Binatu   c. Baju   d. Celana
   24. Sendok - Makan = Silet - ....   a. Tajam   b. Potong   c. Bahaya   d. Hitam
   25. Data - Disket = Uang - ....   a. Kaya   b. Bank   c. Duit   d. Logam
   26. Siang - Matahari = Malam - ....   a. Bintang   b. Gelap   c. Bulan   d. Awan
   27. Haus - Minuman = Terang - ....   a. Gelap   b. Putih   c. Benderang   d. Lampu
   28. Mahkota - Raja = Helm - ....   a. Plastik   b. Peragawan   c. Ratu   d. Pilot
   29. Rokok - Asbak = Air - ....   a. Selokan   b. Ember   c. Selang   d. Keran
   30. Air - Haus = Nasi - ....   a. Goreng   b. Lapar   c. Beras   d. Rames
   31. Komputer - Listrik = Mobil - ....   a. Roda   b. Mesin   c. Bensin   d. Onderdil
   32. Sepatu - Kaki = Topi - ....   a. Tangan   b. Kaki   c. Bulat   d. Kepala
   33. Telepon - Pulsa = Pertunjukan - ....   a. Uang   b. Bioskop   c. Harga   d. Karcis
   34. Anting - Telinga = Gelang - ....   a. Leher   b. Emas   c. Tangan   d. Jari
   35. Beo - Suara = Sapi - ....   a. Bulu   b. Daging   c. Suara   d. Warna
   36. Lebah - Madu = Cendrawasih - ....   a. Bulu   b. Burung   c. Daging   d. Suara
   37. Bersih - Kotor = Tinggi - ....   a. Rendah   b. Jangkung   c. Jauh   d. Dekat
   38. Nasi - Beras = Tape - ....   a. Nanas   b. Ubi   c. Pisang   d. Gandum
   39. Tambang - Emas = Laut - ....   a. Badai   b. Kapal   c. Nelayan   d. Karang
   40. Anjing - Binatang = Apel - ....   a. Vitamin   b. Merah   c. Buah   d. Segar
   41. Perusahaan - Karyawan = Sekolah - ...   a. Pengawas   b. Pelajar   c. Ujian   d. Kelas
   42. Televisi - Gambar = Radio - ....   a. Listrik   b.Penyiar   c. Suara   d. Merdu
   43. Telepon - Komunikasi = Sepeda - ....   a. Roda   b. Lomba   c. Cepat   d. Transportasi
   44. Kertas - Pena = Dinding - ....   a. Kuas   b. Dempul   c. Amplas   d. Cat
   45. Film - Oscar = Bulutangkis = ....   a. Olahraga   b. Cina   c. Piala   d. Sudirman
   46. Lapar - Makan = Gatal - ....   a. Bentol   b. Semut   c. Garuk   d. Luka
   47. Datang - Pergi = Akhir - ....   a. Awal   b. Kemudian   c. Setelah   d. Zaman
   48. Sutra - Ulat = Madu - ....   a. Manis   b. Lebah   c. Hutan   d. Bunga
   49. Darat - Mobil = Udara - ....   a. Angin   b. Terbang   c. Perahu   d. Pesawat Terbang
   50. Pisang - Buah = Sapi - ....   a. Banteng   b. Gemuk   c. Binatang   d. Kulit


contoh karya ilmiah

CONTOH KARYA ILMIAH
Selasa, 03 Februari 2009
KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya sehingga penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “KESEHATAN KELUARGA TN”S” DENGAN ANGGOTA AN”S” DAN NY”S”KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKITAR RUMAH YANG TIDAK TERPELIHARA.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa,penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian penulis berusaha sebisa mungkin menyelesaikan karya ilmiahmeskipun tersusun sangat sederhana.
Kami menyadari tanpa kerja sama antara guru pembimbing dan penulis serta beberapa kerabat yang memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi penulis demi tersusunnya karya tulis ilmiah ini. Untuk itu penulis mengucapakan terima kasih kepada pihak yamg tersebut diatas yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan karya ilmiah ini.
Demikian semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun.

Mamuju, Maret 2008


Penulis








RIWAYAT HIDUP
1. Identitas

Nama : Ni kadek Meisa Wahyu Dewi
Tempat/Tanggal Lahir : Baras 4 /4 Mei 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Alamat : Jln. Umar dar

Nama : Ni.luh Putu Widiasih
Tempat/Tanggal Lahir ; Baras 4/26 November 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Alamat : BTN Axuri Blok H No. 85

Nama : Anggun SasmitaA
Tempat/Tanggal Lahir : Makassar/ 19 maret 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat :Jln.H.B.Lopa No.16


ANama : Hestin SosSong
Tempat/Tanggal Lahir : Palopo /16 November 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jln.Mangga No.16

Nama : Resky Agustina
Tempat/Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat :




















BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan mengakibatkan permasalahan di bidang kesehatan berkembang kompleks. Di samping itu meningkatkan pendidikan masyarakat secara keseluruhan dan kesadaran masyarakat tentang pelaksanaan kesehatan.
Jika dianalisa kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan yang telah dicapai dewasa ini, seharusnya semakin memberi kepuasan untuk hidup sehat sehingga menghasilkan ketenangan dan kebahagian yang lebih bayak kepada individu dalam hidupnya. Akan tetapi, kenyataan taklah demikian,individu dan keluarga masih diliputi oleh berbagai macam permasalahan-permasalahan akibat kurangnya pengetahaun tentang kebersihan lingkungan serta hidup yang sehat dan kebiasaan yang menunjang syarat kesehatan, salah satunya adalah radang akut saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri,dan virus.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.    Tujuan Umum Memperoleh gambaran pelaksanaan kesehatan masyarakat yang sesuai dengan fungsi ilmu kesehatan










2.    Tujuan Khusus

Agar masyarakat lebih memahami dan mengetahui seberapa penting kesehatan bagi kehidupan kita baik secara jasmani maupun rohani.

C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk menyelesaikan tugas pada pelajaran bahasa Indonesia
2.    Sebagai bahan dalam memberikan sumbangan pemikiran pada masyarakat dalam meningkatan kesehatan pada masing-masing anggota keluarga meraka
3.    Untuk mengetahui apakah kesehatan masyarakat telah terpenuhi dengan baik atau sebaliknya
4.    Sesuai dengan program study yang kami ambil yaitu ilmu pengetahuan alam,karya ini akan membantu dalam pelaksanaan program selanjutnya terlebih jika siswa lanjut dibidang kedokteran atau keperawatan.

D. Metode Penulisan

Dalam penulisan karya tulis ini untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan penulis menggunakan beberapa metode penulisan sebagai berikut:
1.    Studi Kepustakaan : yaitu penulis membaca buku-buku dan kumpulan mata pelajaran yang berkaitan dengan penelitian ini.
2.    Studi Kasus: yaitu observasi langsung terhadap keluarga melalui kunjungan rumah.







BAB II
TINJUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga
1. Defenisi
a. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga yang terkumpul di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaaan saling ketergantungan.(Depkes RI 1998).
b Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih individu yang hidup dalam suatu atap karena ada hubungan darah ikatan perkawinan dan pengangkatan yang didalamnya terjadi interaksi masing masing mempunyai peran masing-masing.


2.Tipe dan Bentuk Keluarga

Beberapa bentuk tipe keluarga dikutip dari keluarga dasar kesehatan Keluarga oleh Nasrul Efendi(1998)adalah sebagai berikut :
a Keluarga inti adalah Keluarga inti ditambah dengan sanak keluarga yang terdiri dari ayah ,ibu dan anak anak .
b Keluarga besar adalah keluarga inti di tambah sanak saudara,sepupu paman,bibi ,dan saudara lain.
c. Keluarga duda /janda adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kamatian.








d Keluarga yang berkomposisi adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
e Keluarga kabitas adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

3.Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga.
Tahap-tahap kehidupan keluarga menurut dufal dikutip dari buku Nasrul Effendi (1998) adalah sebagai berikut:
1.    Tahap pembentukan keluarga :tahap ini dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dalam bentuk rumah tangga.
2.    Tahap menjelang kelahiran anak :tugas keluarga yang paling terutama yang mendapat keturunan sebagai generasi penerus melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat yang dinantikan.
3.    Tahap menghadapi bayi :dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik,memberikan kasih sayang kepada anak,karena pada tahap bayi kehidupannya sangat bergantung kepada orang tuanya dan kondisinya masih sangat lemah.
4.    Tahap menghadapi anak pra sekolah :pada tahap ini anak sudah mulai bergaul dengan teman sebayanya tetapi,sangat rawan dalam masalah kesehatan karena ,tak mengetahui mana yang kotor dan yang bersih.
5.    Tahap menghadapi anak sekolah :dalam hal ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak,mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya.Membiasakan belajar secara teratur ,mengontrol tugas tugas anak dan meningkatkan pengetahuan anak.









6.    Tahap menghadapi anak remaja :tahap ini adalah tahap yang paling rawan ,karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya .Oleh karena itu suri tauladan dari kedua orang tua sangat diperlukan .Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua dengan anak perlu di pelihara dan dikembangkan
7.    Tahap melepaskan anak ke masyarakat :dalam memenuhi kehidupan yang sesungguhnya,dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan di rumah tangga.
8.    Tahap berdua kembali:setelah anak besar dan menempuh kehidupan sehari-hari,tinggallah suami istri berdua saja.Dalam tahap ini keluarga merasa sepi,dan apabila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
9.    Tahap masa tua :tahap ini masuk ketahap lanjut usia dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

4.Tugas – tugas Keluarga
Tugas – tusag keluarga yang di kutip Effendi(1998)adalah sebagai berikut:
1.    Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2.    Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3.    Pembagian tugas masing-masing anggota sesuai dengan kedudukan masing-masing.
4.    Sosialisasi antara anggota keluarga.











5.    Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6.    Memelihara Ketertiban anggota keluarga.
7.    Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8.    Membagikan dorongan dan semangat para anggota keluarga

5.Fungsi Keluarga
Beberapa fungsi keluarga yang dikutip dari buku Nasrul Effendi (1998) adalah sebagai berikut:
1.    Fungsi Keluarga
1.    Untuk meneruskan keturunan
2.    Memelihara dan membesarkan anak
3.    Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4.    Memelihara dan merawat anggota keluarga
2.    Fungsi Psikologi
1.    Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2.    Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
3.    Membina kedewasaan,kepribadian anggota keluarga
4.    Memberikan identitas anggota keluarga
c.Fungsi Sosialisasi
1. Memberikan sosialisasi pada anak
2. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
Perkembangan anak
3.    meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.











d.Fungsi Ekonomi
1. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
3. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya;
Pendidikan anak-anak,jaminan hari tua dsb.
Dalam menyusun masalah kesehatan keluarga seorang selalu mengacu
Pada tipologi masalah- masalah kesehatan keluarga.
Ada tiga kelompok masalah kesehatan besar yaitu:
1.    Kurang/tidak sehat adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan yang
termasuk didalamnya adalah keadaan sakit serta kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan pertumbuhn normal
2.    Ancaman kesehatan adalah keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan
terjadinya penyakit,kesehatan dan kegagalan dalam mencapai potensi
kesehatan.
3.    Situasi krisis adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga
dalam menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga.
Masalah yang dapat muncul karena ketidak mampuan keluarga mengenal masalah dalam kesehatan keluarga,yang disebabkan oleh;











a.Kurangnya pengetahuan tentang fakta
b.Rasa takut akibat masalah yang telah diketahui
c.Sikap dan filsafat hidup
d.Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
e.Tidak memahami mengenai sifat,berat dan luasnya masalah
f.Fasilitas kesehatan tidak terjangkau
g.Ketidak tahuan untuk mnggunakan fasilitas kesehatan
h.Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan dan keuangan
Selain itu terdapat berbagai macam masalah-masalah yang dihadapi suatu keluarga karena ketidak mampuan untuk merawat atau menolong anggota keluarga yang sakit disebabkan oleh hal-hal sbb;
1.    Tidak mengetahui keadaan penyakit misalnya sifat,penyebab,penyebaran,perjalan penyakit.gejala,dan perawatannya,serta pertumbuhan dan pertumbuhan anak,
2.    Tidak mengetahui perkembangan kesehatan yang dibutuhkan,
3.    Kurang/tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
4.    Tidak seimbang sumber-sumber yang ada dalam keluarga misalnya keuangan anggota keluarga yang bertanggung jawab,fasilitas fisik untuk kesehatan.
Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga disebabkan karena
a. Sumber-sumber keluarga tidak cukup diantaranya keuangan ,tanggung jawab dan keadaan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat.
b. Kurang dapat melihat keuntungan dan pemeliharan lingkungan rumah.
c. Pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan
d. Ketidak tahuan tentang usaha pencegahan penyakit.
e. Sikap dan pandangan Hidup.






Ketidak mampuan menggunakan sumber dimasyarakat guna memelihara kesehatan disebabkan karena;
a. Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
b. Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
c. Tidak terjangkau fasilitas yang diperlkan
d. sikap dan falsafah hidup
Prioritas masalah
Setelah menentukan masalah kesehatan,langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga.Hal-hal yang perluh diperhatikan dalam prioritas masalah adalah;
1.    Tidak mungkin masalah kesehatan yang ditemukan dalam keluarga dapat
diatasi sekaligus
2.    Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang data mengancam kehidupan keluarga
3.    Perlu mempertimbangkan respond an perhatian keluarga terhadap asuhan kesehatan yang akan diberikan.
4.    Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang meraka hadapi
5.    Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah kesehatan keluarga.
6.    Pengetahuan dan kebudayaan keluarga
7.    Untuk dapat menentukan prioritas kesehatan keluarga perluh disusun skala prioritas.
Perencanaan

Langkah setelah menyusun pengkajian adalah perencanaan kesehatan.Rencana kesehatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan untuk dilaksanaan dalam memcahkan masalah kesehatan yang telah didentifikasi.Penyusun rencana kesehatan tergantung dari kondisi masing-masing keluarga yang dihadapi.





Menurut Nasrul Effendi (1998) cirri-ciri rencana kesehatah keluarga adalah ;
1.    Berpusat pada tindakan-tindakan yang dapat memecahkan atau meringankan masalah yang sedang dihadapi
2.    Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis
3.    Berkautan dengan masalah kesehatan yang diidentifikasi
4.    Rencana ksehatan merupakan cara untuk mencapai tujuan
5.    Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus menerus.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas penulis melakukan perencanaan dengan memberikan penyuluhan tentang kesehatan di mulai dari pengertian penyebab, dan pelaksanaan kesehatan serta memotifasi keluarga untuk menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat dan dapat menyeimbangkan antara aktivitas dan istirahat.

Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana tindakan yang telah ditentukan dengan tujuan agar masalah kesehatan keluarga dapat terpenuhi.Kegagalan dalam pelaksanaan tindakan kesehatan dalam memecahkan masalah kesehatan keluarga di sebabkan oleh banyak faktor,yakni:
1.    Kurang pengetahuan dalam bidang kesehatan
2.    Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh
3.    Tidak mau menghadapi situasi
4.    Mempertahankan suatu pola tingkah laku karena kebiasaan yang melekat
5.    Adat istiadat yang berlaku
6.    Kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan .









Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan kesehatan terhadap keluarga adalah :
1.    Sumber daya Keluarga (keuangan)
2.    Tingkat pendidikan keluarga
3.    Adat istiadat yang berlaku
4.    Respond an penerimaan keluarga
5.    Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.

Evaluasi
Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai.Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan,apabila dalam penilaian tidak tercapai maka perlu dicari penyababnya.
Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor ,seperti :
1.    Tujuan tidak realistis
2.    Tindakan kesehatan yan tidak tepat
3.    Ada fakor lingkungan yang tida dapat diatasi .
Alasan pentingnya Penilaian yaitu ;
1.    Menghentikan tindakan /kegiatan yang tidak berguna
2.    Untuk menambah ketepatgunaan tindakan kesehatan
3.    Sebagai bukti hasil dari tindakan keperawatan
4.    Untuk mengembagkan dan menyempurnakan praktek kesehataan pada rumah sakit terdekat pada wilayah tersebut.
Hasil penilaian dapat di ukur dari tiga dimensi, yaitu :
1.    Keadaan Fisik
2.    Psikologis dan sikap
3.    Pengetahuan dan perubahaan prilaku.










Metode Penelitian yang dapat dilakukan yakni ;
1.    Observasi langsung,mengamati secara langsung perubahaan yang terjadi
2.    Wawancara ,mewawancarai keluarga yang berkaitan dengan perubahan sikap apakah telah menjalankan anjuran yang diberikan
3.    Memeriksa laporan ,dapat dilihat dari rencana asuhan kesehatan yang dibuat dan tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana
D) Konsep dasar Kesehatan Lingkungan
1.Pengertian
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula.Ruang lingkup kesehatan lingkungan antara lain mencakup : Perumahan,Pembuangan kotoran manusia(tinja),penyediaan air bersih,pembuangan air kotoran (air limbah ) ,rumah hewan ternak (kandang).Adapun yang dimaksud usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup di dalamnya.
2.Tujuan Menjaga Kesehatan Lingkungan
1.    Dapat menghindari terjadinya penyakit menular
2.    Memberikan keindahan untuk dipandang
Dampak yang ditimbulkan bila lingkungan tidak memenuhi syarat kesehatan seperti :
1.    Dapat Terjangkit penyakit menular
2.    Secara estetika menimbulkan bau tidak enak dan tidak nyaman untuk dilihat (Boto Atmojo,2003)







3.Konsep Rumah
Faktor – faktor yang harus diperhatikan dalam membangun rumah adalah:
1.    Faktor lingkungan (fisik,biologis,maupun sosial) maksudnya membangun suatu rumah harus memperhatikan tempat dimana rumah didirikan.
2.    Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat,hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan misalnya bambu,kayu ,atap rumbia adalah bahan pokok membuat rumah.
3.    Teknologi perumahan yang dimiliki masyarakat pada dewasa ini sudah begitu maju dan sudah semakin modern, akan tetapi teknologi modern ini sangat mahal dan bahkan tidak dimengerti oleh masyarat.
4.    Kebijakan (peraturan – peraturan pemerintah yang menyangkut tata guna tanah untuk kali ini, bagi perumahan masyarakat pedesaan belum merupakan problem,namun dikota sudah menjadi masalah besar)
5.    Syarat-syarat yang sehat :
1.    bahan bangunan meliputi:lantai ubin atau semen adalah baik.
Namun tidak cocok untuk ekonomi pedesaan.dinding tembok adalah baik ,namun disamping mahal tembok sebenarnya kurang cocok untuk didaerah tropis.atap genteng umum dipakai baik didaerah perkotaan maupun di pedesaan.










2.    Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi,fungsi utama untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar.sedangkan dari ventilasi rumah adalah untuk membersikan rumah dari bakteri-bakteri terutama bakteri pathogen,karena disitu selalu terjadi aliran udara scara secara terus menerus dan fungsi lain adalah untuk menjaga agar ruangan rumah agar sulalu tetap didalam kelembaban yang optimum.
6.    Luas bangunan rumah,luas lantai bangunan rumah sehat harus sesuai cukup untuk penghuninya.
7.    Fasilitas-fasilitas dirumah sehat dirumah sehat adalah sbb :
1.    Penyadiaan air bersih yang cukup
2.    Pembuangan tinja (jamban keluarga)
3.    Pembuangan keluarga (spar)
4.    Pembuangan sampah
5.    Fasilitas dapur
6.    Ruang lingkup keluarga
7.    Gudang tempat penyimpanan hasil panen
8.    Kandang ternak

4.Penyadiaan Air Bersih
Air sangat penting bagi kehidupan manusia ,manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan.Kebutuhan manusia akan air sangat komplek untuk mandi ,minum, mencuci.menurut WHO di Negara-negara maju tiap orang memerlukan sekitar 60-120 L/hari. Sedangkan Negara berkembang termasuk di Indonesia sekitar 30-60 L/hari. Syarat air bersih :





1.    Syarat fisik: bening(tidak berwarna,tidak berasa,suhu berada di bawah suhu udara diluar.)
2.    Syarat bakteri liogis: cara untuk mengetahui air minum tersebut bebas dari bakteri pathogen adalah ambil sample, bila 100 cc air terdapat kurang dari empat bakteri E coli syarat kesehatan.
3.    Syarat kimia: jika di dalam air mengandung zat-zat tertentu,maka akan menyebabkan gangguan psikologis pada manusia.
5. Sampah dan pengolahannya
Sampah adalah suatu bahan atau benda padat yang sudah tidak di pakai lagi oleh manusia. Jenis sampah sebenarnya ada 3 jenis yaitu; padat, cair, dan gas.
1.    Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalam sampah di bagi menjadi:
1.    Sampah anorganik, yang tidak dapat membusuk ( logam,pecahan gelas,dan platik)
2.    Sampah organik, yang dapat membusuk(sisa makanan,daun-daunan dan buah-buahan)
2.    Berdasarkan dapat tidaknya di bakar yaitu:
1.    Mudah terbakar seperti kertas,karet,plastic,kayu,dan kain bekas.
2.    Yang tidak dapat terbakar seperti kaleng-kaleng bekas, besi logam,dan pecahan gelas.
Pengolahan sampah erat kaitannya dengan masyarakat karena dari sampah tersebut akan hidup mikroorganisme penyebab penyakit(bakteri,pathogen) jadi sampah harus betul-betul dapat diolah agar tidak menimbulkan masalah. Pengolahan sampah meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai pemusnahan.








Cara pengolahan sampah adalah sebagai berikut:
1.    Pengumpulan dan pengangkutan sampah adalah tanggung jawab msing-masing rumah tangga / institusi penghasil sampah harus membangun tempat pembuangan dan pengumpulan sampah, lal diangkat keTSP(tempat pembuangan sementara, lalu ketempat pembuangan akhir).
2.    Pemusnahan dan pengolahan sampah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
1.    Ditanam( land fill),yaitu membuat lubang didalam tanah kemudian ditimbun dalam tanah.
2.    Dibakar(incineration) yaitu membakar sampah dalam incinerator
3.    Dijadikan pupuk misalnya kotoran hewan dikumpulkan menjadi pupuk kompos.

6.Air limbah dan pengolahannya
Air limbah adalah sisa air yang berasal dari rumah tangga, industri sumber. Air limbah dapat dikelompokan sebagai berikut:

1.    Air buangan yang berasal dari rumah tangga( domestic wastes) yang berasal dari permukiman penduduk(tinja,air seni,bekas cucian dari dapurdan kamar mandi).
2.    Air buangan industri (industrial wastes water) berasal dari berbagai Jenis industri akibat dari proses produksi. Zat yang terkandung diidalamnya sangat bervariasi antara lain nitrogen, logam berat,garam-garam, sulfida,lemak dan zat pewarna.










3.    Air buangan kota praja( municipal waste water) berasal dari daerah perkotaan,perdagangan, hotel,restoran,tempat-tempat umum dan tempat ibadah pada umumnya kandungan limbahnya sama-sama dengan kandungan limbah rumah tangga.
































BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
I.Data umum
1.Nama KK : Tn.”S”
2.Umur : 38
3.Pendidikan : Tamat SD
4.Pekerjaan : Tukang Becak
5.Alamat : Jl.Tuna
6. Tipe Keluarga : Extendet Famili (keluarga besar). Tipe keluarga Tn.”S” termasuk dalam tipe keluarga besar yang terdiri dari suami, istri, anak dan adik ipar.
7. Suku Bangsa
Suku bangsa Tn. ‘S’’ adalah suku mamuju, bangsa Indonesia
8. Agama
Keluarga Tn. “S” menganut agama islam.
9.Status Sosial Ekonomi
Keluarga Tn”S” memiliki mata pencaharian sebagai tukang becak dengan penghasilan ±Rp.20.000,-per hari.pengeluaran keluarga Tn.”S” per hari ±Rp.15.000,-per hari. Menurut Ny. “S” kondisi ekonomi keluarganya bisa terpenuhi, hanya ntuk kebutuhan makan sehari-hari saja.
10. Aktivitas Rekreasi keluarga
Keluarga Tn.”S” tidak pernah mengunjungi rekreasi, waktu senggang hanya digunakan untuk menonton televisi.









II. Riwayat Tahap Perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn.”S’’pada saat ini sedang menghadapi anak usia balita. Dalam hal ini keluarga mengasuh,mendidik,memberikan kasih sayang kepada anak,karena pada tahap bayi kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orang tuanya dan kondisinya masih sangat lemah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:
Tahap perkembangan keluarga Tn.”S” yang belum terpenuhi, yaitu tahap menghadapi anak pra sekolah,tahap menghadapi anak sekolah , tahap menghadapi anak remaja, tahap melepaskan anak ke masyarakat,tahap kedua kembali, tahap masa tua.
3. Riwayat Keluarga inti
Pada saat di kaji terdapat masalah kesehatan fisik, pada keluraga Tn.’’S’’ dimana An.”E” berumur 1tahun 4 bulan dalam keadaan demam S 37,2˚C sejak 5 hari yang lalu belum pernah dibawa berobat ke puskesmas dan hanya diberi obat penurun panas yang dibeli di apotik,batuk,pilek, hidung tersumbat,malas makan , terkadang muntah perut sedikit buncit,BB 7 Kg An “E” tampak kurus.N y.”S”mengatakan makanan sehari –hari anaknya hanya nasi sama sayur jarang makan ikan atau telur
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya
•    Dari pihak keluarga Tn. “S”ibu dan ayah dari Tn.”S” masih hidup dalam keadaan sehat.
•    Dari keluarga Ny “S”, ibu dan ayah dari Ny.”S” masih dalam keadaan sehat.










III. Lingkungan
1. Krakteristik Rumah
•    Tipe rumah : Rumah papan
•    Komposisi ruangan terdiri dari 2 ruangan ruang depan digunakan sebagai ruang tamu sekaligus kamar tidur,ruang belakang digunakan sebagai dapur dan kamar tidur.
2. Sanitasi lingkung
•    Sumber air minum PAM dan tidak dimasak
•    Keluarga Tn. “S” menggunakan air sumur hanya untuk mandi dan mencuci.
•    Sampah dibuang didepan rumah ( banyak sampah berserakan ).Lingkungan dalam rumah : perabotan rumah tangga tidak tertata rapi ( berantakan).
3. Karakteristik Tetangga dan Komunikasi RW
•    Hubungan keluarga Tn. “S” dengan tetangga lain cukup harmonis karena menjalin kekerabatan yang cukup baik.
•    Tetangga saling menghargai satu dengan yang lainnya sehingga terbina hubungan baik dalam masyarakat.
IV. Struktur keluarga
1.    Pola Komunikasi keluarga
o    Keluarga Tn. “S” menggunakan bahasa mamuju sebagai bahasa sehari-hari
o    Pola komunikasi antara Tn.”S” dan istri serta adik iparnya saling menghargai












2. Struktur Peran dalam keluarga
•    Tn. “S” berperan sebagai pencari nafkah seorang suami dari istri dan ayah dari anak –anaknya.
•    Ny.”S”sebagai seorang istri, ibu rumah tangga, pengasuh dan pendidik bagi anak –anaknya.
•    An.”S” ipar dari Tn.”S”sebagai pelajar serta pengasuh dan pendidik keponakannya, dan terkadang juga membantu mencari nafkah.
3. Nilai dan Norma keluarga
Nilai keseharian yang dianut oleh keluarga Tn.”S” rendah. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan keluarga membuang sampah disamping rumah dan ketidaktahuan anggota keluarga tentang masalah kesehatan yang bisa timbul akibat lingkungan yang buruk.

V. Fungsi Keluarga
1.Fungsi Efektif
Keluarga Tn. “S” dapat menerima satu sama lain karena interaksi keluarga Tn. “S” sangat baik.Dalam keluarga bilamana ada masalah diselesaikan secara bersama.
2. Fungsi Sosial
Hubungan sosial antara anggota keluarga kurang mampu mengenal masalah penularan penyakit. Namun hubungan tiap anggota keluarga saling menghormati satu sama lain.
3. Fungsi Reproduksi
•    Keluarga Tn .”S” mempunyai 1anak perempuan
•    Istri Tn. “S”yaitu Ny.”S” menggunakan program KB
4. Fungsi Ekonomi
Fungsi keluarga Tn.”S” bisa mencukupi kebutuhan sehari –hari karena belum membiayai sekolah untuk anaknya.







VI. Harapan Keluarga
•    Keluarga berharap An.”E” cepat sembuh dan keluarga selalu dalam keadaan sehat.
•    Keluarga berharap Tn.”S” dapat memperoleh pekerjaan yang lebih baik sehingga perokonomian keluarga dapat lebih baik.































BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis membahas tentang kesenjangan yang penulis temukan dengan cara membandingkan antara konsep dasar kesehatan keluarga dengan kasus yang kami dapatkan dalam keluarga Tn.”S” di Jln Tuna kelurahan binanga.
Dalam melaksanaan asuhan kesehatan keluarga sebelumnya telah dilaksanakan pendekatan proses kesehatan keluarga dengan 4 tahap yaitu: pengkajian, perencanaan, implementasi dan avaluasi.

A. Pengkajian
Pengkajian adalah dasar dalam kesehatan. pengumpulan data yang akurat dan sistimatis dalam merencanakan diagnosa kesehatan keluarga. Pada saat melakukan pengkajian, penulis mendapatkan data dari keluarga melalui wawancara dan observasi.
1.Kesehatan lingkungan
Berdasarkan teori kebersihan dan sanitasi lingkungan yang sehat yaitu dari luas bangunan ,luas lantai, tidak tergenang dan tidak menimbulkan bau, pakaian bersih dan peralatan rumah tangga tertata rapi, yaitu tempat samah dalam keadaan tertutup,dan keadaan air minum memenuhi syarat kesehatan ( Soekidjo Notoadmojo, 2003 Ilmu Kesehatan Masyarakat )
Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Tn. “S” ditemukan perabot dan alat rumah tangga tidak tertata rapi, yaitu kamar mandi dan WC milik umum nampak kotor dan berbau.
Terjadi kesenjangan antara teori dan kasus sehingga dikatakan lingkungan rumah keluarga Tn.”S”belum memenuhi syarat kesehatan, hal ini di sebabkan kerena kurang menyadari dan ketidakmampuan keluarga memandang pentingnya kesehatan lingkungan bagi keluarga.




2. Ketidak sanggupan Mengambil Tindakan kesehatan yang tepat disebabkan karena :
a. Tidak mengerti mengenai sifat berat dan luasnya masalah
b. Masalah tidak begitu menonjol
c. Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena
kurang pengetahuan , dan kurangnya sumber daya keluarga
d. Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan.
e. Takut dari akibat tindakan
f. Sikap negatif terhadap masalah kesehatan
g. Fasilitas kesehatan tidak terjangkau.
h. Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan.
B. Perencanaan
Didalam membuat rencana penulisan melibatkan keluarga , hal ini perlu adanya kerja sama sehingga tindakan yang dilakukan berdampak positif. Perencanaan meliputi perumusan tujuan yang berorientasi pada kesehatan keluarga . perencanaan yang perlu dibahas antara lain :
1. Berpusat pada tindakan yang dapat memecahkan atau meringankan masalah yang sedang dihadapi.
2. Merupakan hasil atau suatu proses yang sistematika dan telah dipelajari dengan pikiran yang logis
3. Berkaitan dengan masalah kesehatan yang diidentifikasikan
4. Rencana kesehatan keluarga berhubungan dengan masalah yang ada
5. Rencana kesehatan merpakan cara untuk mencapai tujuan
C. Inflementasi
Beberapa tindakan yang penulis telah lakukan pada Tn.”S”adalah sebagai berikut :








a.Memberikan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan.
b.Memotifasi keluarga Tn.”S”untuk membawa anaknya untuk dibawa kepuskesmas atau kerumah sakit
c.Memotifasi keluarga Tn. “S” untuk memelihara kebersihan rumah dan sekitarnya.

D. Evaluasi
Evaluasi diharapkan bertujuan untuk apakah tindakan kesehatan yang telah diberikan tercapai atau tidak, berdasarkan buku ( Nasrul Evendi Halaman 58,tahun 1998 ) ada 3 kriteria yang digunakan sebagai tolak ukur dalam evaluasi, yaitu :
a. Kriteria keberhasilan
b. Standar kesehatan
c. Perubahan perilaku

Berdasarkan evaluasi ditemukan bahwa keluarga mampu mengerti syarat-syarat lingkungan yang sehat, dampak yang timbul dari lingkungan yang tidak sehat dan keluarga berjanji akan menjagah lingkungan tetap bersih.
Masalah ini hanya sebagian teratasi disebabkan karena untuk merubah perilaku kesehatan anggota keluarga memerlukan waktu yang cukup lama dan sumber – sumber dalam tiap-tiap keluarga berbeda – beda.












BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Motivasi kepada masyarakat khususnya keluarga binaan ,agar keluarga mampu mengenal masalah kesehatan,mampu merawat anggota keluarga yang sakit,mampu memanfaatkan sumber dari masyarakat guna memelihara kesehatan dan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga sehingga dapat mencapai tujuan kesehatan keluarga .
Berdasarkan tujuan yang telah di simpulkan oleh penulis ,maka penlis dapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Setelah melakukan pengkajian terhadap keluarga Tn”S”,Penulis memperoleh data yang mengarah pada anggota keluarga Tn”S” yaitu kurang menjaga kebersihan lingkungan sehingga kesehatan keluarga tidak terjaga yang di sebabkan kerena :
a. Ketidaktahuan mengenal masalah kesehatan Keluarga
b. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
2. Dalam melakukan asuhan kesehatan keluarga Tn”S”dengan anggota keluarga yang mengalami Masalah Kesehatan Lingkungan,penulis mampu memberikan solusi untuk mengatasi masalah-masalah yang di hadapi anggota keluarga.










3. Setelah melakukan pengkajian dan observasi / pengamatan keluarga Tn”S”.penulis melihat berbagai masalah di luar dan di dalam lingkungan rumah anggota keluarga Tn”S”dengan masalah lingkungan rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan :
a. Kurangnya Pengetahuan Keluarga mengenai pentingnya Lingkungan Sehat
b. Keluarga kurang menyadari pentingnya lingkungan sehat.
B. Saran
1. Diharapkan agar keluarga binaan mampu mengenal masalah kesehatan,mampu merawat anggota keluarga yang sakit dan mampu menggunakan sumber dimasyarakat guna memelihara kesehatan,serta mengembangkan perilaku hidup sehat yang telah dianjurkan melalui pembinaan dan penyuluhan oleh penulis.
2. Hendaknya waktu yang digunakan di perpanjang guna keefektifan evaluasi yang di laksanakan .
3. Hendaknya menggunakan pendekatan secara sistematis untuk mengidentifikasi kesehatan secara tepat.

















HALAMAN PENGESAHAN


KESEHATAN KELUARGA Tn”S” DENGAN ANGGOTA
KELUARGA An”S” DAN Ny”S” KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKITAR
RUMAH YANG TIDAK TERPELIHARA



MAMUJU




Tanggal 14 Maret ―24 Maret 2008






























Diposkan oleh udhi coekhy di 09:59 2 komentar 
Beranda
Langgan: Entri (Atom)
Pengikut

Arsip Blog
•    ▼  2009 (1)
o    ▼  Februari (1)
    KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan keh...

Mengenai Saya

udhi coekhy
Lihat profil lengkapku



Senin, 30 Januari 2012

Pengertian filologi




BAB I
PENGERTIAN FILOLOGI

Filologi ialah suatu ilmu yang obyek penelitiannya naskah-naskah lama. Yang dimaksudkan dengan naskah di sini, ialah semua peninggalan tertulis nenek moyang merupakan hasil kebudayaan masa lampau maka pengertian kebudayaan adalah kelompok  adat kebiasaan, kepercayaan, dan nilai turun temurun dipakai oleh masyarakat pada waktu tertentu untuk menghadapi dan menyesuaikan diri dengan segala situasi yang tumbuh, baik dalam kehidupan individu maupun dalam kehidupan kelompok.

1.    Etimologi Kata Filologi
Filologi berasal dari kata Yunani Philos yang berarti ‘’cinta’’  dan kata logos yang berati ‘’kata’’, atau ‘’senang bertutur ’’ (shipley, 1961:Wagenvoort, 1947). Arti ini kemudian berkembang menjadi ‘’senang belajar’’,  ‘’senang ilmu’’,  dan  ‘’senang kebudayaan’’.

2  Filologi sebagai Istilah
    Filologi sebagai istilah mempunyai beberapa arti sebagai berikut: 
a.    Filologi sudah dipakai sejak abad ke-3 SM, oleh sekelompok  Ahli dari Aleksandria yang kemudian dikenal sebagai ahli filologi. Yang pertama-tama  memakainya adalah Erastothenes (Reynolds, 1968: 1). Pada waktu itu, mereka berusaha mengkaji teks-teks lama yang berbahas Yunani yang bertujuan menemukan bentuknya yang asli untuk mengetahui maksud pengarangnya dengan jalan menyisihkan kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalamnya. Pada waktu itu mereka menghadapi teks dalam sejumlah naskah yang masing-masing menunjukkan bacaan yang berbeda (varian) bahkan ada yang menunjukkan bacaan yang rusak (korup). Dalam hal ini, ahli filologi dengan intuisinya memilih naskah yang memungkinkan penyusutan silisilahnya untuk mendapatkan bacaan hipotesis yang dipandang asli, atau yang palimg dekat dengan aslinya. Kegiatan tersebut, dewasa ini dikenal dengan istilah hermeneutik.
b.    Filologi pernah dipandang sebagai sastra yang alamiah. Arti ini muncul ketika teks-teks yang dikaji itu berupa karya sastra yang bernilai sastra tinggi ialah karya-karya Humeros. Keadaan tersebut membawa filologi kepada suatu arti yang memperhatikan segi kesastraannya (Wagenvoort, 1947). Pada saat ini, arti demikian tidak ditemukan lagi.
c.    Filologi dipakai juga sebagai istilah untuk menyebut studi bahasa atau ilmu baahasa (linguistik). Lahirnya pengertian ini akibat dari pentingnya peranan bahasa dalam mengkaji teks sehingga kajian utama filologi adalah bahasa, terutama bahasa teks-teks lama. Di Negeri Belanda, istilah filologi berarti ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan studi teks sastra atau budaya yang berkaitan dengan latar belakang kebudayaan yang dilakukan oleh teks tersebut.
d.    Dalam perkembangannya yang mutakhir, filologi memandang  perbedaan yang ada dalam berbagai naskah sebagai suatu ciptaan dan menitikberatkan kerjanya pada perbedaan-perbedaan tersebut serta memandangnya justru sebagai alternatif yang positif. Dalam hal ini, suatu naskah dipandang  sebagai suatu penciptaan baru yang mencerminkan perhatian yang aktif dari pembacanya.

3.  Objek Filologi
Setiap ilmu mempunyai objek penelitian. Sebagaimana yang diuraikan di atas maka filologi mempunyai objek naskah dan teks, oleh karena itu, perlu dibicrakan hal-hal mengenai seluk-beluk naskah, teks, dan tempat penyimpanan naskah.
a.     Naskah dan Teks
filologi berusaha mengungkapkan hasil budaya suatu bangsa melalui kajian bahasa pada peninggalan dalam bentuk tulisan. Berita tentang hasil budaya yang diungkapkan oleh teks klasik dapat dibaca dalam peninggalan-peninggalan yang berupa tulisan yang disebut naskah. Dalam filologi  istilah teks menunjukkan pengertian sebagai sesuatu yang abstrak, sedang naskah merupakan sesuatu yang konkret.
Naskah yang menjadi sasaran kerja filologi dipandang sebagai hasil budaya yang berupa cipta sastra, karena teks yang terdapat dalam naskah itu merupakan suatu keutuhan dan mengungkapkan pesan. Pesan yang terbaca dalam teks secara fungsional berhubungan erat dengan filsafat hidup dan dengan bentuk kesenian yang lain.
b.     Tempat Penyimpanan Naskah
Naskah biasanyan disimpan pada berbagai katalog di perpustakaan dan museum yang terdapat di berbagai negara. Kecuali indonesia, naskah-naskah teks Nusantara pada saat ini sebagian tersimpan di museum-museum di 26 negara, yaitu di Malaysia, Singapura, Brunei, Srilangka, Tailand, Mesir, Inggris, Jerman Barat, Jerman Timur, Rusia, Austria, Hongaria, Swedia, Afrika selatan, Belanda, Irlandia, Amerika Serikat, Swis, Denmark, Norwegia, Polandia, Cekoslowakia,  Spanyol, Itali, Perancis, dan Belgia (Chambert Loir dalam Sulastin, 1981:12). Sebagian naskah lainnya masih tersimpan dalam koleksi perseorangan, misalnya naskah Melayu, Aceh dan Jawa.

4 . Tujuan Filologi
    filologi mengkaji teks klasik dengan tujuan mengenalinya sesempurna-sesempurnanya dan selanjutnya menempatkannya dalam keseluruhan sejarah suatu bangsa. Dengan menemukan keadaan teks seperti adanya semula maka teks dapat terungkap secara sempurna. Secara terperinci  dapat dikatakan bahwa filologi mempunyai tujuan umum dan khusus.
a. Tujuan Umum Filologi
1) memahami sejauh mungkin kebudayaan suatu bangsa melalui hasil sastranya, baik lisan maupun tertulis.
2) memahami makna dan fungsi teks bagi masyarakat penciptanya.
3) mengungkapkan nilai-nilai budaya lama sebagai alternatif pengembangan kebudayaan.



b. Tujuan Khusus Filologi
1) menyunting sebuah teks yang dipandang paling dekat dengan teks aslinya.
2) mengungkap sejarah terjadinya teks dan sejarah perkembangannnya.
3) mengungkap resepsi pembaca pada setiap kurun penerimaannya.



BAB II
KEDUDUKAN FILOLOGI DI ANTARA ILMU-ILMU LAIN

ilmu-ilmu yang dipandang sebagai ilmu bantu filologi dan ilmu-ilmu yang memandang ilmu filologi sebagai ilmu bantunya.

1.    Ilmu Bantu Filologi
Objek filologi ialah Untuk menangani naskah dengan baik, ahli filologi memerliukan ilmu bantu dalam teks antara lain lingistik, pengetahuan bahasa-bahasa yang tampak pengaruhnya dalam teks, paleografi, ilmu sastra, ilmu agama, sejarah kebudayaan, antropologi, dan folklore.
a.     Linguistik
kebanyakan bahasa naskah sudah berbeda dengan bahasa sehari-hari maka sebelum sampai pada tujuan yang sebenarnya seorang ahli filologi harus terlebih dahulu mengkajinya. Untuk pengkajian naskah inilah ada beberapa cabang linguistik yang dipandang dapat membantu filologi, antara  lain, yaitu etimologi, sosiolinguistik, dan stilistika.
Etimologi adalah ilmu yang mempelajari asal-usul dan sejarah kata, sosiolinguistik adalah cabang linguistik yang mempelajari hubungan dan saling pengaruh antara hubungan perilaku bahasa dan perilaku masyarakat, dan stalistika adalah cabang ilmu linguistik yang menyelidiki bahasa sasta khususnya gaya bahasa.
b.      Pengetahuan  Bahasa-bahasa yang Mempengaruhi Bahasa Teks
Bahasa yang mempengaruhi bahasa naskah-naskah Nusantara yaitu ; Sansekerta, Tamil, Arab, Persia, dan bahasa daerah yang serumpun dengan bahasa naskah. Oleh karena pengaruh bahasa tersebut terhadap bahasa naskah sangat sedikit, maka untuk telaah teks atau pemahaman teks dipandang tidak memerlukan pendalaman bahasa-bahasa tersebut.
1.     Bahasa Sansekerta
Dalam naskah Jawa Kuna, pengaruh bahasa ini sangat besar, tidak hanya dalam penyerapan kosakata dan frasa, melainkan juga munculnya cuplikan-cuplikan yang tanpa terjemahan, misalnya kakawin Ramayana, Uttarakanda, Sang Hyang Kamahayarikan.
2.     Bahasa Arab
Pengetahuan bahasa Arab diperlukan terutama untuk pengkajian naskah-naskah yang kena pengaruh Islam, khususnya yang berisi ajaran Islam dan Tasawuf atau Suluk. Contoh naskah-naskahnya yaitu naskah Melayu karya Hamzah Fansuri, Syamsuddin Assamatrani, Nuruddin Arraniri, dan Abdurrauf Assingkeli. Sedangkan dalam naskah Jawa adalah Suluk Sukarda dan Suluk Wujil.
3.     Bahasa-bahasa Daerah Nusantara
bahasa daerah Nusantara yang erat kaitannya dengan bahasa naskah. Tanpa pengetahuan ini, penggarap naskah kadang-kadang direpotkan oleh pembacaan kata yang ternyata bukan kata asing melainkan kata dari salah satu bahasa daerah. Kegiatan lain yang memerlukan pengetahuan bahasa-bahasa daerah nusantara ialah menyadur atau menerjemahkan teks-teks lama Nusantara ke dalam bahasa Indonesia yang juga merupakan kegiatan ahli filologi disamping kegiatan menyajikan teks-teks lama dalam keadaan siap pakai oleh ilmu lain.
c.     Ilmu Sastra
Karya  sastra mempunyai unsur intrinsik dan ekstrininsik. Jika pendekatan intrinsik ini memperhitungkan kaitan-kaitan antara unsur-unsur itu, tanpa memperhatikan faktor-faktor diluar karya sastra disebut pendekatan struktural. Hingga dewasa ini, para ahi filologi lebih banyak melakukan pendekatan ekstrinsik, meskipun akhirnya mulai diterapkan juga pendekatan intrinsik, misalnya pendekatan struktural yang digunakan oleh Sulastin Sutrisno terhadap Hikayat Hang Tuah (1979). Selain itu, ada satu pendekatan lagi yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan, yaitu pendekatan reseptif, yaitu suatu pendekatan yang lebih menitikberatkan pada tanggapan kelompok masyarakat bukan tanggapan perseorangan (Abrams, 1981:155).


d.     Hindu, Buddha, dan Islam
naskah-naskah Nusantara melalui katalogos dan karya-karya ilmiah memberikan kesan bahwa naskah-naskah itu diwarnai oleh pengaruh agama Hindu, Buddha, dan Islam. Dalam naskah-naskah Jawa Kuna misalnya Brahmandapurana dan Agastyaparwa untuk agama Hindu, Sang HyangKamahayanikan dan Kunjarakarna untuk agama Budha (Poerbatjaraka. 1957)  Dalam naskah-naskah Melayu pengaruh Islamlah yang tampak terutama mewarnainya. Misalnya hasil karya Hamzah Fansuri, Syamsuddin Assamatrani, Nuruddin Arraniri, dan Abdurrauf Assingkeli.

e.     Sejarah Kebudayaan
Khazanah sastra Nusantara disamping diwarnai oleh pengaruh agama Hindu, Budha dan Islam juga memperlihatkan adanya pengaruh sastra klasik India, Arab dan Persia. Pengaruh karya klasik India seperti Ramayana dan Mahabrata yang kemudian disadur kedalam Jawa Kuno, Jawa Tengahan, dan Jawa Baru. Dalam sastra lama, pengaruh karya klasik India muncul melalui sastra Jawa, misalnya Hikayat Sri Rama, Pandawa Lima, dan Hikayat Si Boma, sementara Abu Nawas, Hikayat Seribu Satu Malam, Hikayat Nur Muhammad, mengingatkan kita kepada khazanah sastra klasik dunia Islam, Persia dan Arab. Hasil sastra yang berupa sastra kitab dari dunia Islam pada umumnya hanya dikenal lewat hasil karya penulis sastra kitab Nusantara.

f.     Antropologi
Ahli filologi dapat memanfaatkan hasil kajian atau metode antropologi sebagai suatu ilmu yang berobjek penyelidikan manusia dipandang dari segi fisiknya, masyaraktnya, dan kebudayaanya. Masalah yang erat kaitannya dengan antropologi misalnya sikap masyarakat terhadap naskah yang sekarang masih hidup, yang masih dimilikinya, apakah naskah itu dipandang sebagai benda keramat atau benda biasa saja.
g.     Folklor
Folklor erat kaitannya dengan filologi karena banyak teks lama yang mencerminkan unsur-unsur folklor misalnya teks-teks yang termasuk jenis sastra atau babad. Unsur-unsur folklor yang tampak jelas dalam teks jenis ini antara lain mite, legenda, dan cerita asal-usul. Dalam babad, tanah Jawi misalnya terdapat mitologi Hindu dan legenda Watu Gunung dan Mite Nyi Roro Kidul.

1.    Filologi sebagai Ilmu Bantu Ilmu-Ilmu Lain
Objek filologi adalah terutama teks atau naskah lama, sedangkan hasil kegiatannya, antara lain berupa suntingan naskah. Ada beberapa macam suntingan, menurut metode yang digunakannya, misalnya suntingan diplomatis, fotografis, populer, kritis atau ilmiah. Suntingan naskah biasanya disertai catatan berupa aparat kritik, kajian bahsa naskah, singkatan naskah, bahasa teks, dan terjemahan teks kedalam bahasa nasional apabila teks dalam bahsa daerah kedalam bahasa internasional apabila suntingan disajikan untuk dunia internasional.
a.     Filologi sebagai Ilmu Bantu Linguistik
ahli linguistik mempercayakan pembacaan teks-teks lama kepada para ahli filologi atau ahli efpigrafi. Dari hasil kerja mereka inilah, ahli linguistik menggali dan menganalisis seluk beluk bahasa-bahasa tulis yang pada umumnya telah berbeda dengan bahasa sehari-hari. Hasil kajian linguistik ini kelak juga dimanfaatkan oleh penggarap naskah lama.
b.     Filologi sebagai Ilmu Bantu Ilmu Sastra
Filologi dipandang sebagai ilmu sastra. Sebaliknya, sekarang ini karena pesatnya kemajuan ilmu sastra maka filologi dipandang sebagai cabang ilmu sastra. Bantuan filologi kepada ilmu sastra terutama berupa penyediaan suntingan naskah lama dan hasil pembahasan teks yang mungkin dapat dimanfaatkan sebagai bahan penyusunan sejarah sastra maupun teori sastra.
c.     Filologi sebagai Ilmu Bantu Sejarah Kebudayaan
Filologi banyak mengungkap khazanah ruhaniah warisan nenek moyang, misalnya kepercayaan, adat istiadat, kesenian dan lain-lain. Melalui pembacan naskah lama banyak dijumpai penyebutan atau pemberitahuan adanya unsur budaya yang sekarang telah punah, misalnya istilah-istilah untuk unsur budaya bidang musik, takaran, timbangan, ukuran, mata uang dan dan sebagainya.
d.     Filologi sebagai Ilmu Bantu Ilmu Sejarah
Dalam sastra undang-undang Melayu juga dapat kita gali gambaran kehidupan masyarakat. Dalam sastra Jawa, terdapat Serat Wicara Keras. Seperti terlihat dari arti judulnya, “bicara keras” teks ini memberikan kritik tajam terhadap kehidupan masyarakat Surakarta pada waktu itu.
e.     Filologi sebagai Ilmu Bantu Hukum Adat
Manfaat filologi bagi ilmu hukum adat seperti bagi ilmu lain, ialah terutama dalam penyediaan teks. Banyak naskah Nusantara yang merekam adat-istiadat seperti telah beberapa kali dikemukakan yang lalu, selain iti dalam khazanah sastra Nusantara terdapat teks yang memang dimaksudkan sebagai hukum, yang dalam masyarakat Melayu disebut dengan istilah “undang-undang” di Jawa dikenal dengan istilah angger-angger.
f.     Filologi sebagai Ilmu Bantu Sejarah Perkembangan Agama
Naskah-naskah Jawa Kuna banyak diwarnai agama Hindu dan Budha, sedangkan naskah-naskah melayu banyak dipengaruhi agama Islam. Pengaruh sastra Islam dalam sastra Jawa Baru pada umumnya melalui sastra Melayu.
g.     Filologi sebagai Ilmu Bantu Filsafat
Bidang objek pemikiran, filsafat dapat dibagi menjadi beberapa cabang; metafisika (antologi, epistemologi, logika, etika, estetika).
Penggalian filsafat dari teks-teks sastra Nusantara secara mendalam agaknya belum banyak dilakukan, meskipun jumlah suntingan naskah-naskah sudah cukup tersedia. Dengan demikian sumbangan utama filologi kepada filsafat berupa suntingan naskah disertai transliteras dan terjemahan kedalam bahasa nasional yang selanjutnya dapat dimanfaatkan.



BAB III
SEJARAH PERKEMBANGAN FILOLOGI
Diantara cabang ilmu, yang mampu membuka aspek-aspek tersebut adalah filologi. Oleh karena itu, ilmu filologi Yunani lama merupakan ilmu yang penting untuk menyajikan kebudayaan Yunani lama yang hingga abad ini tetap berperan dalam memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai sumber dari segala ilmu pengetahun. Kebudayaan Yunani lama tidak hanya berpengaruh di dunia Barat, tetapi berpengaruh juga di bagian dunia yang lain, seperti kawasan Timur Tengah, Asia dan Asia Tenggara, serta kawasan Nusantara.

1.     Filologi di Eropa Daratan
ilmu filologi tumbuh dan berkembang dikawasan kerajaan Yunani, yaitu di kota Iskandarariyah, di benua Afrika pantai utara. Dari kota ini ilmu filologi berkembang dari Eropa daratan dan seterusnya ke bagian dunia yang lain.
a.     Awal Pertumbuhanya
Awal kegiatan filologi di kota Iskandaryah dilakukan oleh bangsa Yunani pada abad ke-3 SM. Bangsa ini berhasil membaca naskah-naskah Yunani Lama yang ditulis pada abad ke-8 SM dalam huruf yang berasal dari bangsa Funisia yang kemudian dikenal dengan huruf Yunani.
Di kota Iskandariyah terdapat pusat ilmu pengetahuan. Di tempat itu banyak dilakukan telaah naskah-naskah lama oleh para ahli yang berasal sekitar Laut Tengah terutama bangsa Yunani dari Eropa Selatan. Pusat studi itu berupa perpustakaan yang menyimpan sejumlah naskah berupa papirus bergulung yang berisi ilmu pengetahuan seperti filsafat, kedokteran, perbintangan, ilmu sastra dan karya sastra, ilmu hukum, dll milik bangsa Yunani Lama. Para penggarap naskah itu kemudian dikenal dengan ahli filologi dan yang pertama-tama disebut Erastothenes.
Metode yang mereka gunakan waktu itu kemudian dikenal dengan ilmu filologi. Metode itu kemudian berkembang dari abad ke abad di berbagai negara oleh berbagai bangsa hingga sekarang. Metode awal itu dilakukan demikian; pertama, memperbaiki huruf dan bacaannya, ejaannya, bahasanya, tata tulisannya, kemudian menyalinnya dalam keadaan yang mudah dibaca, bersih dari kesalahan-kesalahan. Para ahli filologi taraf awal ini menguasai ilmu dan kebudayaan Yunani Lama dan dikenal dengan mazhab Iskandariyah.
Bahan-bahan yang ditelaah pada awal pertumbuhan ilmu filologi antara lain; karya sastra Homerus, tulisan Plato, Menander, Herodotus, Hippocrates, Socrates, dan Aristoteles, yang isinya meliputi berbagai ilmu pengetahuan dan filsafat, Serta karya sastra yang tinggi mutunya. Hingga sekarang, tulisan-tulisan tersebut tetap memiliki nilai agung dalam dunia ilmu pengetahuan baik di Barat maupun di Timur.
Sesudah Iskandariyah jatuh ke dalam kekuasaan Romawi kegiatan filologi berpindah ke Eropa Selatan yang berpusat di kota Roma dan melanjutkan tradisi filologi Yunani Lama tetap merupakan bahan telaah utama dan bahasa Yunani tetap digunakan, abad ke-1 merupakan masa perkembangan tradisi Yunani berupa pembuatan resensi terhadap naskah-naskah tertentu. Perkembangan ini berkelanjutan hingga pecahnya kerajaan Romawi pada abad ke-4 menjadi kerajaan Romawi Barat dan kerajaan Romawi Timur. Peristiwa ini mempengaruhi perkambangan filologi selanjutnya.

b.  Filologi di Romawi Barat dan Romawi Timur
1.    Filologi di Romawi Barat
Kegiatan filologi di Romawi Barat diarahkan kepada penggarapan naskah-naskah dalam bahasa Latin. Naskah-naskah latin itu berupa puisi dan prosa antara lain tulisan Cicero dan Varro. Isi naskah itu banyak mewarnai dunia pendidikan di Eropa pada abad-abad selanjutnya.
2.     Filologi di Romawi Timur
Pada waktu telaah teks Yunani nampak mundur di Romawi Barat maka di Romawi Timur mulai muncul pusat-pusat studi teks Yunani yang masing-masing merupakan pusat studi dalam bidang tertentu; Iskandariyah menjadi pusat studi Aristoteles, Beirut pada bidang hukum. Pusat-pusat studi itu lalu berkembang menjadi perguruan tinggi yaitu lembaga yang menghasilkan tenaga ahli dalam bidang pemerintahan pendidikan dan administrasi.

c.  Filologi di Zaman Renaisans
Dalam perkembangan di Eropa, ilmu filologi diterapkan juga untuk menelaah naskah lama nonklasik seperti naskah Germania dan Romania. Ahli filologi perlu mempelajari bahasa-bahasa tersebut sehingga saat itu pengertian filologi menjadi kabur dengan ilmu bahasa yang menelaah teks untuk mempelajari bahasanya. Mulai abad ke-19, ilmu bahasa atau linguistik berkembang menjadi ilmu yang berdiri sendiri dan terpisah dari ilmu filologi.
1.    Filologi di Kawasan Timur Tengah
Kedatangan bangsa Barat di kawasan Timur Tengah membuka kegiatan filologi terhadap karya-karya tersebut sehingga isi kandungan naskah-naskah itu dikenal di dunia Barat dan banyak yang menarik perhatian para orientalis barat. Akibatnya, banyaklah teks yang mereka teliti serta kemudian banyaklah naskah yang mengalir ke pusat-pusat studi dan koleksi naskah di Eropa. Kajian filologi terhadap naskah-naskah tersebut banyak dilakukan dipusat-pusat kebudayaan ketimuran dikawasan Eropa dan hasil kajian itu berupa teori-teori mengenai kebudayaan dan sastra Arab, Persi, Siria, Turki, dan sebagainya. 
2.     Telaah Filologi terhadap Naskah-naskah India
kebudayaan India sebagai hasil telaahnya terhadap naskah-naskah India, bagian mutakhir. Mula-mula mereka mengetahui adanya bahasa-bahasa daerah, seperti bahasa Gujarati, bahasa Bengali pada abad-abad sebelum abad ke-19; baru pada awal abad ke-19 mengetahui tentang bahasa Sansekerta, dan pada akhir abad ke-19 baru dapat ditemukan kitab-kitab Weda (Macdonell, 1927:236). Hasil kajian filologis terhadap naskah-naskah itu mulai dipublikasikan oleh seorang Belanda bernama Abraham Roger dalam karangan yang berjudul Open Door to Hidden Heatthendom pada tahun 1651. Tata bahasa Sansekerta mula-mula ditulis oleh Hanxleden, seorang pendeta berbangsa Jerman dalam bahasa Latin.

 
3.     Filologi di Kawasan Nusantara   
sejak kurun waktu yang memiliki peradaban tinggi mewariskan kebudayaan kepada anak keturunannya melalui berbagai media, antara lain, media tulisan yang berupa naskah-naskah. Kawasan Nusantara terbagi dalam banyak kelompok etnis yang masing-masing memiliki bentuk kebudayaan yang khas, tanpa meninggalkan sifat kekhasan Nusantara.
a.     Naskah Nusantara dan Para Pedagang Barat
Pertama-tama yang mengetahui mengenai adanya naskah-naskah lama itu adalah pedagang. Mereka menilai naskah-naskah ini sebagai barang dagangan yang mendatangkan untung besar, seperti yang mereka kenal di benua Eropa dan di sekitar Laut Tengah, serta daerah-daerah lain yang pernah ramai dengan perdagangan naskah lama. Para pedagang itu mengumpulkan naskah- naskah itu dari perorangan atau dari tempat-tempat yang memiliki koleksi seperti pesantren atau kuil-kuil, kemudian membawanya ke Eropa.
b.     Telaah Naskah Nusantara oleh Para Penginjil
Dr. Melcior Leijdecker (1645-1701). Terjemahan Beibel darinya baru terbit setelah dia meninggal karena diperlukan penyempurnaan, dan revisi yang cukup. Pada tahun 1835 jilid pertama terjemahan itu diterbitkan. Pada tahun 1691 atas perintah Dewan Gereja Belanda menyusun terjemahan Biebel dalam bahasa Melayu tinggi. Untuk memenuhi tugas itu, dia harus meningkatkan kemampuannya dalam bahasa Melayu dengan membaca naskah-naskah Melayu serta menulis karangan dalam bahasa itu. Akan tetapi, hingga sampai ajalnya terjemahannya itu belum selesai juga lalu dilanjutkan oleh seorang penginjil lain bernama Petrus Van Den Form (1664-1731).
c.     Kegiatan Filologi terhadap Naskah Nusantara
Kegiatan filologi terhadap naskah-naskah Nusantara, yang sebagian diuatarakan didepan, telah mendorong berbagai kegiatan ilmiah yang hasilnya telah dimanfaatkan oleh berbagai displin terutama displin humaniora dan displin ilmu sosial. Semua kegiatan itu telah memenuhi tujuan ilmu filologi, yaitu melalui telaah naskah-naskah dapat membuka kebudayaan bangsa dan mengangkat nilai-nilai luhur yang tersimpan di dalamnya.

BAB IV
TEORI FILOLOGI DAN PENERAPANNYA

1.  Masalah Naskah – Teks
a.    Pengertian Naskah
Objek penelitian filologi adalah tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya masa lampau. Semua bahan tulisan tangan itu disebut naskah handscript dengan singkatan hs untuk tunggal hss untuk jamak; manuscript dengan singkatan ms untuk tunggal, mss untuk jamak. Jadi, naskah itu benda konkret yang dapat dilihat atau dipegang.
1.     Beda Naskah dan Prasasti
Baik naskah maupun prassati kedua-duanya ditulis dengan tangan. Akan tetapi, antara keduanya dapat dicatat beberapa perbedaannya.
a.    Naskah pada umumnya berupa buku atau bahan tulisan tangan sedangkan prasasti berupa tulisan tangan pada batu ( andesit, berponis, batu putih).
b.    Naskah pada umunya panjang, karena memuat cerita lengkap sedangkan prasasti pada umumnya pendek karena memuat soal yang ringkas.
c.    Naskah pada umumnya anonim dan tidak berangka tahun sedangkan prasasti sering menyebut nama penulisnya dan ada kalanya memuat angka tahun yang ditulis dengan angka atau sengkalan.
d.    Naskah berjumlah banyak karena disalin sedangkan prasasti tidak disalin-salin sehingga jumlahnya relatif tidak kurang dari 500 buah.
e.    Naskah yang paling tua tjandra-karana (dalam bahasa Jawa Kuna) berasal kira-kira dari abad ke-8 sedangkan prasasti yang paling tua berasal kira-kira dari abad ke-4 (Prasasti Kutai).
2.     Kodikologi
Kodikologi adalah ilmu kodeks. Kodeks adalah bahan tulisan tangan atau menurut The New Oxsford Dictionary (1982) Manuscript volume cap of ancient texts ‘gulungan atau buku tulisan tangan, terutama dari teks-teks klasik’. Kodikologi mempelajari seluk beluk atau semua aspek naskah antara lain bahan, umur, tempat penulisan, dan perkiraan penulis naskah. Teks bersih yang ditulis pengarang disebut otograf, sedangkan salinan bersih oleh orang-orang lain disebut apograf.

3.    Pengertian Teks
Teks artinya kandungan atau muatan naskah, sesuatu yang abstrak yang hanya dapat dibayangkan saja. Perbedaan antara teks dan naskah menjadi jelas apabila terdapat naskah muda tetapi mengandung teks yang tua. Teks terdiri atas isi, yaitu ide-ide atau amanat yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca dan bentuk yaitu cerita dalam teks yang dapat dibaca dan dipelajari menurut berbagai pendekatan. Dalam penjelmaan dan penurunanya, secara garis besar dapat disebutkan adanya 3 macam teks yaitu; teks lisan, teks naskah tulisan tangan, dan tulisan cetakan. Masing-masing teks ada filologinya
a.     Tekstologi
Ilmu yang mempelajari seluk beluk teks disebut tekstologi. Yang antara lain meneliti penjelmaan dan penurunan teks sebuah karya sastra, penafsiran, dan pemahamannya.
b.     Terjadinya Teks
Jarang ada teks yang bentuk aslinya atau bentuk sempurnanya sekaligus jelas dan tersedia. Menurut de haand (1973) mengenai terjadinya teks ada berapa kemungkinan:
1.    Aslinya hanya ada dalam ingatan pengarang atau pengelola cerita
2.    Aslinya adalah teks tertulis, yang lebih kurang merupakan kerangka yang masih memungkinkan atau memerlukan kebebasan seni. Kemungkinan lain aslinya disalin, dipinjam, diwarisi atau dicuri.
3.    Aslinya merupakan teks yang tidak mengijinkan kebebasan dalam pembawaannya karena pengarang telah menentukan pilihan kata, urut-urutan kata, dan komposisi untuk memenuhi maksud tertentu yang ketat dalam bentuk literer.


c.     Teks Tulisan – Lisan
Dalam sastra Melayu, hikayat dan syair dibedakan keras-keras kepada pendengar. Hal ini berarti bahwa hikayat dan syair yang sudah dibukukan dari cerita-cerita lisan dan disesuaikan dengan sastra tulis tidak dibaca seorang diri, tetapi dibaca bersama-sama.
d.     Penyalinan
Penyalinan memiliki beberapa tujuan yaitu naskah diperbanyak karena orang ingin memiliki sendiri naskah itu, mungkin karena naskah asli sudah rusak dimakan zaman atau karena kekhawatiran terjadi sesuatu dengan naskah asli, misalnya hilang, terbakar, ketumpahan benda cair, karena perang atau hanya karena terlantar saja.
e.     Penentuan Umur
Umur naskah dapat dirunut berdasarkan keterangan dari dalam ( interne evidentie) dan keterangan dari luar (externe evidentie) naskah itu sendiri. 
f.     Istilah Naskah Teks Diluar Konteks Filologi
Di luar konteks filologi naskah yang akan diterbitkan atau diperbanyak pada umumnya tidak lagi ditulis dengan tangan. Dalam hal ini naskah merupakan kopi yang bersih yang ditulis oleh pengarangnya sendiri. Misalnya naskah disertasi dan naskah makalah. Di samping itu istilah naskah dan teks dipakai dengan pengertian yang sama misalnya naskah pidato dan teks pidato.

4.    Kritik Teks
a.     Pengertian Kritik Teks
Di indonesia pun terlihat berbagai bukti bahwa penurunan naskah-naskah dilakukan dengan tujuan untuk menyelamatkan dan sekaligus merusak teks asli. Dengan adanya korupsi ini, maka filologi melalui kritik teks dengan berbagai metode berusaha mengembalikan teks ke bentuk aslinya sebagaimana diciptakan oleh penciptanya. Teks ini dipandang autentik untuk dikaji lebih dalam dari berbagai segi asal pengkajiannya mengindahkan norma-normanya sebagai karya sastra.

b.     Paleografi
Paleografi adalah ilmu macam-macam tulisan kuno. Ilmu ini mutlak perlu untuk penelitian tulisan kuno di atas batu, logam, atau bahan lainnya. Paleografi memiliki dua tujuan yaitu:
Pertama : menjabarkan tulisan kuno karena beberapa tulisan kuno sangat sulit dibaca
Kedua : menempatkan berbagai peninggalan tertulis dalam rangka perkembangan umum tulisannya dan atas dasar itu menentukan waktu dan tempat terjadinya tulisan tertentu.
c.     Transliterasi
Transliterasi adalah penggantian jenis tulisan huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Transliterasi sangat penting untuk memperkenalkan teks-teks lama yang tertulis dengan huruf daerah karena kebanyakan orang sudah tidak mengenal atau tidak akrab lagi dengan tulisan daerah. Berdasarkan pedoman transliterasi harus mempertahankan ciri-ciri teks asli sepanjang hal itu dapat dilaksanakan karena penafsiran teks yang bertanggung jawab sangat membantu pembaca dalam memahami isi teks.
d.     Perbandingan Teks
Untuk menentukan teks yang paling dapat dipertanggungjawabkan sebagai dasar suntingan perlu diadakan perbandingan naskah, langkah yang harus dilakukan dalam perbandingan naskah adalah membaca dan menilai semua naskah yang ada, mana yang dapat dipandang sebagai objek penelitian, dan mana yang tidak (resensi) kemudian melakukan penyisihan teks kopi. Selanjutnya pemeriksaan keaslian teks.

2. Metode Penelitian
1.  Pencatatan dan Pengumpulan Naskah
Apabila kita telah menentukan untuk meneliti suatu naskah, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencatat naskah dan teks cetakan yang berjudul sama atau berisi cerita yang sama yang termuat dalam katalog di berbagai perpustakaan terutama di pusat-pusat studi Indonesia di seluruh dunia, di samping itu perlu dicari naskah-naskah yang mungkin masih tersimpan dalam koleksi perseorangan.
Untuk mendapat bahan penelitian yang lengkap guna penafsiran teks yang setepat-tepatnya dari berbagai segi perlu pula dikumpulkan ulasan-ulasan mengenai teks naskah itu seluruhnya atau sebagian dalam karya-karya lain, nukilan teks dalam bunga rampai dan bila ada tradisi lisannya.
2.  Metode Kritik Teks
Berdasarkan edisi-edisi yang telah ada, dapat dicatat beberapa metode yang pernah diterapkan.
a.     Metode Intuitif
Penerapannya yaitu dengan cara mengambil naskah yang dianggap paling tua. Di tempat yang dipandang tidak betul atau tidak jelas, naskah itu diperbaiki berdasarkan naskah lain dengan memakai akal sehat selera baik dan pengetahuan luas.
b.     Metode Objektif
Penerapannya yaitu meneliti secara sistematis hubungan kekeluargaan antara naskah-naskah sebuah teks atas dasar perbandingan naskah yang mengandung kekhilafan bersama.
c.     Metode Gabungan
Metode ini dipakai apabila nilai naskah menurut tafsiran filologi semuanya hampir sama. Dengan metode ini, teks yang disunting merupakan teks baru yang merupakan gabungan bacaan dari semua naskah yang ada.
d.     Metode Landasan
Metode ini dipakai apabila menurut tafsiran ada satu atau segolongan naskah yang unggul kualitasnya dibandingkan dengan naskah-naskah yang diperiksa dari sudut bahasa, sastra, sejarah dan sebagainya.
e.     Metode Edisi Naskah Tunggal
Apabila hanya ada naskah tunggal dari suatu tradisi sehingga perbandingan tidak mungkin dilakukan maka dapat ditempuh dua jalan, yaitu : Pertama : edisi diplomatik, yaitu menerbitkan suatu naskah seteliti-telitinya tanpa mengadakan perubahan.
Kedua   : edisi standar, yaitu menerbitkan suatu naskah dengan membetulkan kesalahan- kesalahan kecil dan ketidaksengajaan sedangkan ejaannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
f.     Susunan Stema
Naskah-naskah yang diperbandingkan diberi nama dengan huruf besar Latin A,B,C,D dan seterusnya. Dalam hubungan kekeluargaan naskah-naskah, ada naskah yang berkedudukan arketip, dan ada hiperketip. Arketip adalah nenek moyang naskah-naskah yang tersimpan yang dapat dipandang sebagai pembagi persekutuan terbesar dari sumber-sumber tersimpan. Arketip membawahi naskah-naskah setradisi. Sedangkan hiperketip adalah kepala keluarga naskah-naskah dan membawahi naskah-naskah seversi.
Metode stema tidak bebas dari berbagai masalah dan keberatan. Sebagai contoh disebutkan beberapa, diantaranya sebagai berikut :
1)    Metode ini pada dasarnya berdasarkan pilihan antara bacaan yang benar dan salah. Dalam prakteknya sulit menentukan pilihan itu.
2)    Pilihan antara dua hiparketip sering juga tidak mungkin karena keduanya dianggap baik

BAB V
STUDI FILOLOGI BAGI PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN
1.    Filologi dan Kebudayaan
Berita tentang hasil budaya masa lampau terungkap dalam sastra lama, dapat dibaca dalam peninggalan yang berupa tulisan yaitu naskah. Karya sastra Nusantara yang pada saat ini tersimpan dalam naskah lama merupakan peninggalan pikiran para leluhur. Sastra lama itulah menjadi satu-satunya sumber informasi yang tidak terlepas dari berbagai macam tafsiran.
a.     Pengertian Filologi
Filologi adalah suatu pengetahuan tentang sastra dalam arti yang luas. Oleh karena itu, ahli filologi harus mempunyai bekal pengetahuan yang beraneka ragam, terutama pengetahuan bahasa yang menjadi sarana penelitiannya.
b.     Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan adalah kelompok adat, kebiasaan, pikiran, kepercayaan dan nilai yang turun-temurun dipakai ole masyarakat pada waktu tertentu untuk menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi yang sewaktu-waktu timbul.
2.     Peranan Filologi dalam Perkembangan Kebudayaan
Kebudayaan lama yang sudah ada beberapa abad yang lampau, dapat dikenal kembali dalam bermacam-macam bentuk, antara lain tulisan pada batu, ada juga yang berbentuk lisa, candi-candi, peninggalan purba lainnya, dan naskah-naskah.
Ahli filologi, selain akrab dengan bahasa dan sastra juga mengamati jalannya kebudayaan suatu bangsa. Apabila ditinjau dari sudut kebudayaan pada umumnya, nilai-nilai yang terkandung dalam naskah lama itu sangat besar. Dengan mengkaji isi rekaman tersebut, akan tergalilah kebudayaan lama suatu bangsa tempat berpijaknya suatu kebudayaan yang ada saat ini.
a.     Filologi dan Kebudayaan Nusantara
Sastra daerah yang beragam turut mewarnai khazanah sastra Nusantara dan merupakan alat penunjang untuk memperkaya kesastraan Indonesia pada umumnya. Pengalaman-pengalaman jiwa yang dituangkan ke dalam karya sastra daerah itu dapat berfungsi sebagai alat yang tangguh untuk membendung arus masuk kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan kepribadian dan kepentingan bangsa Indonesia.
1.    Letak Kepulauan Nusantara
Kepulauan Nusantara terletak diantara dua benua, yakni benua Asia dan Australia; diantara dua samudera, yakni samudera Hindia dan Pasifik, dihuni oleh beratus-ratus suku bangsa yang masing-masing mempunyai sejarah, kebudayaan, adat-istiadat, dan bahasa.
a.    Aneka Budaya Nusantara Masa Kini
Kebudayaan Nusantara masa lampau berada dalam kondisi dan posisi yang belum mapan sehingga mudah menerima pengaruh dari luar. Kondisi mudah berubah itu erat hubungannya dengan pergerakan dunia pada umumnya. Solidaritas kebudayaan Nusantara pada waktu itu baru berada ditengah proses menerima dan memberi antara nilai-nilai masyarakat zaman dahulu dan sistem nilai yang baru. Pertemuan kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain sering menimbulkan benturan nilai-nilai. Kebudayaan yang kuat mempengaruhi kebudayaan yang lemah atau akan timbul kebudayaan yang baru sama sekali. Pertemuan kebudayaan itu mengakibatkan kebudayaan asli berkembang ke arah kebudayaan pribadi manusia yang penuh hasrat.

b.    Sumber Sejarah Kebudayaan Nusantara
Suatu ciri asasi dalam kenyataan sejarah bahwa kebudayaan Nusantara itu cenderung berkembang di sepanjang pantai Timur Sumatera sampai sepanjang pantai Barat Semenanjung Malaka, dan dataran rendah pedalaman Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dua pusat tersebut letaknya terpisah secara Geografis berbeda sistem ekonomi dan berbeda kebudayaannya. Di luar daerah itu, di antara pantai Utara Jawa dari Banten sampai Surabaya terdapat beberapa daerah yang pernah menjadi pusat kebudayaan.
c.    Filologi sebagai Penggali Budaya Masa Lampau
Sastra lama Indonesia merupakan hasil sastra yang unik. Kebanyakan sastra lama dibuat khusus untuk perseorangan atau golongan tertentu, seperti kaum bangasawan dan pemerintah negara. Oleh karena itu, naskah yang diciptakannya tidaklah banyak jumlahnya dan hal itu menjadikan naskah itu sangat berharga. Ia merupakan warisan dan khazanah negara yang menarik dan mempunyai nilai intrinsik intelek yang perlu disimpan, dilindungi, dan dipelihara. Naskah menjadi puncak kekayaan tempat menggali kejadian dan peristiwa yang telah berlalu serta hubungan masyarakat dengan sistem kenegaraan pada suatu masa. Dengan kata lain, naskah lama merupakan sumber utama yang penting bagi penyelidikan bahasa, sejarah, agama, peradaban, kebudayaan dan politik masyarakat Nusantara pada waktu silam yang tidak lain dikaji oleh filologi.
d.    Filologi sebagai Alat Evaluasi dan Sumber Inspirasi Pengembangan Kebudayaan
sastra lama dapat mengenal dan menghayati pikiran serta ciri-ciri yang pada zaman dulu menjadi pedoman kehidupan yang diutamakan oleh para nenek moyang bangsa Indonesia. Sastra lama juga merupakan sumber ilham yang sangat dibutuhkan bagi pengembangan kebudayaan. Semakin giat penelitian diadakan terhadapnya, akan semakin besar datangnya ilham. Dengan demikian, studi filologi terhadap sastra lama sangat besar bantuannya bagi pengembangan kebudayaan Indonesia.
e.    Politik Kebudayaan
Sumbangan sastra daerah terhadap pengembangan kebudayaan Indonesia mempunyai nilai positif. Banyaknya saduran sastra daerah ke dalam bahasa Indonesia akan memperkaya dan memperluas khazanah kerohanian bangsa Indonesia yang dulunya hanya menjadi milik satu suku akan menjadi milik bangsa Indonesia. Perkembangan kebudayaan daerah itu sebagian besar merupakan refleksi dari pengaruh kebudayaan pemerintah pusat.
f.    Peranan Budaya Masa Lampau dalam Pengembangan Kebudayaan
Identitas suatu bangsa didasarkan atas kebudayaannya. Kebudayaan Indonesia berakar pada sejarah. Sebagian besar dari sejarah itu dapat diangkat kembali melalui filologi. Pengetahuan bangsa Indonesia terhadap sejarahnya akan memperkuat kebudayaan dan identitas kebangsaannya. Dalam hal ini budaya daerah dalam masa lampau memegang peranan penting dalam memantapkan dan menunjang pengembangan kebudayaan nasional Indonesia untuk memperkuat identitas kebangsaannya.
g.    Filologi Sebagai Penggali Inspirasi Pengembangan Kebudayaan
kebudayaan Indonesia merupakan usaha yang erat hubungannya dengan pembangunan bangsa Indonesia. Pembangunan negara yang sifatnya multikompleks memberi tempat kepada bidang mental dan spiritual. Sastra lama merupakan sumber yang kaya untuk menggali unsur-unsur spiritual itu.
Sastra lama yang terdapat di beberapa daerah misalnya Jawa, Melayu, Sunda, Madura, Bali, Aceh, Makassar dan Bugis merupakan kebudayaan Indonesia dari kurun zaman silam yang mengandung berbagai lukisan kehidupan, buah pikiran, ajaran budi pekerti, nasihat, hiburan, pantangan, termasuk kehidupan keagamaan pada waktu itu.
Generasi sekarang harus memanfaatkan peninggalan yang tersebar deberbagai daerah tersebut yakni diamati dan digali, serta hasilnya dipublikasikan untuk kepentingan masyarakat, agar persepsi tentang Nusantara akan lebih luas, tidak terbatas pada daerah ataupun suku tertentu.